Dolar AS Menguat di Tengah Retorika Hawkish The Fed
Dolar AS naik hari Senin karena para trader masih memegang dolar, namun berpandangan bahwa rencana pengetatan The Fed sebagian besar telah diperhitungkan (price in). Indeks dolar AS naik 0,1% menjadi 95,323. Pasar AS tutup untuk liburan Martin Luther King pada hari Senin. Posisi net long dolar AS turun tipis dalam seminggu hingga 11 Januari, tetapi masih dekat dengan tertinggi baru-baru ini, menunjukkan investor tertarik untuk menahan greenback di tengah “retorika hawkish dari The Fed di beberapa bulan terakhir”, menurut analis. Sementara itu, Euro melemah 0,2% atas dolar AS ke di $ 1,1396, setelah naik pada hari Jumat ke level tertinggi dua bulan. Dengan tidak adanya data ekonomi utama untuk zona euro pada kalender minggu ini, investor akan fokus pada pidato dari Presiden Christine Lagarde, anggota ECB lainnya dan risalah pertemuan kebijakan Desember ECB yang keluar pada hari Kamis.
Konsolidasi Jelang BoE Meeting, Poundsterling Koreksi
Sempat menguat di awal, pound Inggris akhirnya melemah hari Senin karena investor mengkonsolidasikan taruhan menjelang pertemuan Bank of England (BoE) bulan depan, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga. Data terbaru telah meningkatkan ekspektasi ekonomi Inggris rebound kuat dari pandemi. Data PDB pada hari Jumat menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh melebihi perkiraan.
Emas Stabil Meski Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga The Fed Meningkat
Harga emas stabil pada hari Senin, dengan kenaikan dibatasi oleh ekspektasi pengetatan kebijakan moneter The Fed. Spot emas naik 0,1% menjadi $1,819,41. Meskipun dianggap sebagai lindung nilai inflasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun mencapai tertinggi dua tahun minggu lalu di tengah ekspektasi untuk suku bunga yang lebih tinggi.
Minyak Menguat Berkat Prospek Ketatnya Pasokan Global
Harga minyak naik hari Senin dengan investor bertaruh bahwa pasokan global akan tetap ketat, meskipun pengekangan oleh produsen utama sebagian diimbangi oleh kenaikan output Libya. Minyak Brent naik 0,5%, ke $86,48 per barel. Sementara WTI AS naik menjadi $84,35 setelah menyentuh harga tertinggi sejak 10 November di $84,78. Perdagangan sepi karena pasar AS tutup dalam memperingati Martin Luther King Jr. Aksi beli minyak terjadi setelah pemadaman pasokan dan tanda-tanda varian virus corona Omicron tidak akan mengganggu permintaan bahan bakar seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Selain itu, OPEC+ secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi yang diterapkan ketika permintaan anjlok pada tahun 2020. Sementara itu, total produksi minyak Libya kembali menjadi 1,2 juta barel per hari (bph), menurut National Oil Corp. Output Libya sekitar 900.000 bph pekan lalu karena blokade ladang minyak barat.
Bursa Saham Eropa Pulih Menjelang Hasil Earning Perusahaan
Saham Eropa pulih dari kerugian Jumat pada hari Senin karena investor fokus pada pendapatan perusahaan dan The Fed saat ini AS memasuki masa tenang menjelang rapatnya minggu depan. Di Asia, pergerakan cenderung tipis di tengah beragamnya data China, dengan output industri meningkat tetapi penjualan ritel meleset dari ekspektasi. PBoC secara tak terduga memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah.
Fokus Hari Ini : BoJ Meeting & ZEW Jerman
Hari ini ada BoJ meeting, yang diperkirakan tetap mempertahankan sikap kebijakan saat ini tidak berubah. Kebijakan tersebut termasuk mempertahankan target -0,1% untuk suku bunga jangka pendek dan 0% untuk imbal hasil obligasi 10-tahun. Dengan Jepang memperpanjang sebagian besar pembatasan perbatasan hingga akhir Februari, BoJ sepertinya masih memberlakukan kebijakan akomodatif. Ada juga ZEW Jerman.