Dolar AS Catatkan Penguatan Mingguan Sejak 7 Bulan
Dolar AS menguat hari Jumat dan membukukan kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh bulan karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif tahun ini. Pasar uang memperkirakan kenaikan suku bunga 28,5 basis poin di bulan Maret dan sebanyak 119,5 basis poin dalam kenaikan kumulatif pada akhir tahun, didukung komentar yang lebih hawkish pada rapat FOMC minggu lalu. Indeks dolar AS naik tipis 0,04% di Jumat, membukukan penguatan 1,7% minggu lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak Juni. Imbal hasil Treasury AS koreksi, dengan imbal hasil tenor 10 tahun turun menjadi sekitar 1,77%, menjauh dari level tertinggi 2 tahun di 1,9% yang dicapai pada hari Senin. Sedangkan untuk tenor 2 tahun, yang sering bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, turun 2,8 bps menjadi 1,164%. Dolar AS juga didukung oleh data yang menunjukkan ekonomi AS mencatat pertumbuhan tahunan terbaiknya dalam hampir empat dekade.
Loonie Catatkan Penurunan Mingguan Terbesar dalam 3 Minggu
Dolar Kanada melemah ke level terendah dalam lebih dari tiga minggu atas greenbackk hari Jumat karena volatilitas baru-baru ini dalam keuangan global pasar mengimbangi kenaikan harga minyak. Selama sepekan loonie melemah 1,7%, penurunan mingguan terbesar sejak Agustus 2021. Loonie juga melemah setelah Bank of Canada (BoC) mengejutkan pasar pada hari Rabu dengan memilih untuk tidak menaikkan suku bunganya.
Emas Catatkan Penurunan Terburuk Sejak Akhir November
Emas kembali jatuh hari Jumat dan membukukan penurunan minggu terburuk sejak akhir November karena meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS mendorong dolar ke level tertinggi multi-bulan, membuat emas batangan kurang menarik bagi pembeli luar negeri. Spot emas turun 0,6% menjadi $1.785,71, setelah mencapai level terendah enam minggu di $1.779,20 di awal sesi. Selama sepekan emas turun sekitar 2,5%.
Minyak Naik ke Level Tertinggi 7 Tahun Berkat Ketatnya Pasokan
Harga minyak naik tajam dan berada di level tertinggi dalam tujuh tahun, didorong gejolak geopolitik yang memperburuk kekhawatiran atas pasokan energi yang ketat. Harga minyak berjangka jenis Brent naik 69 sen menjadi US$ 90,03 per barel, setelah sempat mencapai US$ 91,70 per barel, tertinggi sejak Oktober 2014. Sementara WTI AS naik 21 sen ke US$ 86,82 per barel, setelah mencapai level puncak dalam tujuh tahun di US$ 88,84 per barel selama sesi. Harga mendapat dukungan dari kekhawatiran atas kemungkinan konflik militer di Ukraina yang dapat mengganggu pasar energi, terutama pasokan gas alam ke Eropa. Pasar juga bereaksi terhadap serangan di Uni Emirat Arab oleh kelompok Houthi Yaman. Fokus pasar minyak selanjutnya akan tertuju pada pertemuan 2 Februari, di mana OPEC+ kemungkinan akan tetap dengan rencana kenaikan target produksi minyaknya untuk Maret, menurut sumber OPEC+ kepada Reuters.
Wall Street Catatkan Penguatan Harian Terbesar Tahun Ini
Wall Street naik tajam pada hari Jumat dan mencatatkan penguatan harian terbaiknya pada tahun 2022 setelah mengakhiri minggu yang penuh gejolak, yang ditandai hasil earning perusahaan AS yang beragam, gejolak geopolitik di Eropa dan rencana pengetatan moneter The Fed yang semakin agresif. Indeks Dow Jones naik 1,65%, S&P 500 naik 2,43%, dan Nasdaq Composite menguat 3,13%.
Fokus Minggu Ini : Data Ketenagakerjaan AS, PMI Global, BoE & RBA Meeting
Fokus pasar minggu ini akan tertuju pada data ketenagakerjaan AS dan PMI global. Fokus lainnya, data PDB dan inflasi zona euro. Sementara bank sentral yang akan menggelar rapatnya adalah BoE dan RBA. Ada juga rapat OPEC+, yang akan menentukan kuota produksi untuk bulan Maret. Beberapa perusahaan besar AS juga akan merilis laporan keuangan, seperti GM, Alphabet, Meta, Amazon dan Ford.