Indeks Dolar Naik di Atas 105, Catatkan Kenaikan 4 Minggu Beruntun
Indeks dolar naik ke atas 105, tertinggi dalam tujuh minggu setelah data terakhir menunjukkan bahwa indikator inflasi pilihan Fed untuk mengukur inflasi naik melampaui ekspektasi di Januari, mendukung alasan pengetatan moneter lebih lanjut dari The Fed. Data menunjukkan PCE inti melonjak 0,6% di Januari, terbesar sejak Agustus, dan di atas estimasi 0,4%. Tingkat tahunan meningkat 4,7% dari 4,6% dan melampaui perkiraan 4,3%. Minggu lalu DXY naik 1%, kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Risalah pertemuan FOMC terakhir menunjukkan bahwa pejabat Fed mencatat bahwa risiko kenaikan inflasi tetap menjadi faktor kunci yang membentuk prospek kebijakan dan bahwa suku bunga perlu naik dan tetap tinggi hingga inflasi jelas berada di jalur menuju 2%. Di saat yang sama, dollar juga diuntungkan oleh permintaan safe haven yang berasal dari meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan China terkait perang di Ukraina.
Loonie Jatuh ke Level Terendah 7 Minggu
Dolar Kanada melemah ke level terendah tujuh minggu atas dolar AS pada hari Jumat karena kekhawatiran mengenai prospek suku bunga The Fed, mengimbangi bukti tambahan bahwa ekonomi domestik tetap kuat di awal tahun ini. Loonie diperdagangkan 0,4% lebih rendah pada 1,36 terhadap dolar AS, atau 73,53 sen AS, setelah menyentuh level terlemah sejak 4 Januari di 1,3665. Mata uang ini turun 1% untuk minggu ini, penurunan mingguan kedua berturut-turut. Turunnya Wall Street turut membebani loonie.
Emas Turun ke Level Terendah 8 Minggu
Harga emas turun ke level terendah dalam delapan minggu pada hari Jumat, dipicu oleh penguatan dolar dan imbal hasil obligasi karena pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga lanjutan The Fed. Emas spot turun 0,6% menjadi $1,810.89 per ons, setelah menyentuh level terendah sejak 30 Desember di $1,808.7.
Minyak Naik Berkat Rencana Pemangkasan Produksi Rusia, Flat Dalam Sepekan
Harga minyak mentah berjangka Brent menetap di $83,16 per barel, naik 95 sen, atau 1,2%. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) menetap di $76,32 per barel, naik 93 sen, atau 1,2%. Sebelumnya, keduanya turun lebih dari $1 per barel. Kedua benchmark tersebut tidak banyak berubah sepanjang minggu lalu. Pada hari peringatan invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak mentah Brent turun sekitar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Harga minyak mencapai level tertinggi 14 tahun di hampir
$128 per barel pada 8 Maret 2022. Kedua acuan minyak tersebut naik sekitar 2% pada sesi sebelumnya setelah rencana Rusia untuk memangkas ekspor minyak dari pelabuhan-pelabuhan baratnya hingga 25% pada bulan Maret, yang melebihi pemangkasan produksi yang diumumkan sebesar 500.000 barel per hari. Tetapi pasar tampaknya mendapat pasokan yang cukup dengan persediaan AS yang berada di level tertinggi sejak Mei 2021, menurut data dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS.
Wall Street Alami Penurunan Terburuk Tahun Ini
Dow Jones ditutup turun 336 poin hari Jumat setelah sempat jatuh 450 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing turun 1% dan 1,7%. Penurunan dipicu kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed menyusul data PCE AS yang melampaui perkiraan. Dalam sepekan, Dow turun hampir 3%, penurunan empat minggu beruntun. S&P 500 turun 2,7%, terburuk sejak 9 Desember dan Nasdaq anjlok 3,3%.
Fokus Minggu Ini : Pidato Pejabat Bank Sentral Dunia, ISM PMI AS & Inflasi Zona Euro
Minggu ini fokus pasar akan tertuju pada pernyataan dari beberapa pejabat the Fed, salah satunya Christoper Waller. Pejabat bank sentral dunia lainnya yang juga akan tampil adalah Kazuo Ueda (BoJ), Andrew Bailey (BoJ) dan Adrian Orr (RBNZ). Dari data ekonomi, ada ISM PMI AS, PDB Australia, Kanada dan Swiss. Kemudian, China juga akan merilis data PMI dan di Eropa ada data inflasi Zona Euro.