Inflasi AS Masih Tinggi, Dolar AS Mencapai Level Tertinggi 20 Tahun
Dolar AS naik ke level tertinggi baru dua dekade atas mata uang utama lainnya pada hari Selasa, karena para trader bersiap untuk kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve AS minggu ini untuk mengendalikan inflasi. Investor dalam mode khawatir di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan, mengirim S&P 500 (.SPX) jatuh untuk mengkonfirmasi pasar bearish dan meningkatkan kekhawatiran atas prospek ekonomi. Fedwatch Tool Refinitiv mencatat ada ekspektasi hampir 90% untuk kenaikan 75 basis poin pada rapat The Fed yang akan digelar dua hari ke depan. Dengan inflasi dan kekhawatiran terkait pertumbuhan yang mengganggu ekonomi di seluruh dunia, greenback telah diuntungkan dari aliran safe-haven dalam beberapa minggu dan bulan terakhir. Sementara itu, data PPI AS yang dirilis kemarin menunjukkan peningkatan yang solid, naik 0,8%, sesuai perkiraan dan masih memungkinkan The Fed untuk menaikkan suku bunganya lebih agresif.
Loonie Jatuh Meski Ada Perkiraan Kenaikan Suku Bunga 75 Bps dari BoC
Dolar Kanada (loonie) memperpanjang penurunan baru-baru ini atas greenback pada hari Selasa di tengah kekhawatiranbahwa Federal Reserve tidak akan dapat mengendalikan inflasi tanpa memicu resesi. Loonie melemah bahkan ketika pasar uang sepenuhnya menghargai kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase oleh Bank of Canada (BoC) pada rapat kebijakan berikutnya pada 13 Juli mendatang.
Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga AS Yang Agresif Meredupkan Pamor Emas
Harga emas melemah dalam perdagangan terbatas pada hari Selasa setelah dolar AS melanjutkan reli dan mencapai level tertinggi 20 tahun, mengikis daya tarik safe-haven emas di tengah taruhan investor dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve. Emas spot turun 0,4% menjadi US$1,811,59 per ons.
Minyak Melemah di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga AS
Harga minyak melemah hari Selasa di tengah kekhawatiran bahwa The Fed akan mengejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan. Sebagian besar analis memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuannya pada hari Rabu. Namun setelah CPI AS bulan Juni yang kuat pada hari Jumat, banyak analis yang memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin. Brent turun 0,9% menjadi US$121,17, sementara WTI AS turun 0,7% menjadi US$118,93. Harga minyak juga tertekan oleh laporan bahwa ketua Komite Keuangan Senat AS Ron Wyden yang berencana untuk memperkenalkan undang-undang pajak tambahan 21% atas keuntungan perusahaan minyak. RUU itu akan menerapkan pajak tambahan 21% atas keuntungan berlebih dari perusahaan minyak dan gas dengan pendapatan tahunan lebih dari US$ 1 miliar, menurut ajudan itu. Di sisi permintaan, wabah Covid-19 terbaru China yang ditelusuri ke sebuah bar di Beijing telah menimbulkan kekhawatiran akan fase penguncian baru.
Indeks Saham Berjangka AS Naik Tipis Hari Rabu Setelah Berakhir Mix Kemarin
Indeks Saham berjangka AS naik tipis pada hari Rabu setelah sesi beragam semalam, karena investor bersiap untuk langkah agresif dari Federal Reserve untuk menjinakkan lonjakan inflasi. Dow futures naik 0,3%, S&P 500 berjangka naik tipis 0,4% dan Nasdaq 100 berjangka naik 0,6%.
Fokus Hari Ini :FOMC Meeting & Retail Sales AS, Pidato Lagarde
The Fed akan menggelar rapat regularnya Kamis dini hari nanti. Sebagian besar pengamat memperkirakan Bank Sentral AS tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunganya sebesar 50 bps. Namun dengan inflasi yang masih tinggi, ditunjukkan dengan data CPI, taruhan kenaikan 75 bps saat ini menjadi perhitungan. Sebelum rapat FOMC, ada data retail sales AS dan Pidato Ketua ECB Christine Lagarde.