Dolar Menguat Setelah Data PPI AS
Dolar naik ke level tertinggi satu bulan kemarin, didorong oleh data yang menunjukkan kenaikan inflasi. Namun, penguatan dolar terbatas karena para trader menantikan hasil rapat FOMC, yang akan memberi petunjuk mengenai rencana penguarangan pembelian obligasinya. Data pada hari Selasa menunjukkan penjualan ritel AS turun lebih dari ekspektasi pada Mei. Tetapi permintaan yang kuat melebihi pasokan, memicu inflasi, dengan beberapa data pengukur inflasi baru-baru ini – termasuk indeks harga produsen (PPI) yang dirilis pada hari Selasa – menandakan meningkatnya tekanan harga. PPI AS naik 0,8% di Mei, melebihi ekspektasi 0,5%. Sejauh ini pejabat Fed mengatakan peningkatan tekanan inflasi bersifat sementara dan kebijakan moneter longgar akan tetap berlaku untuk beberapa waktu. Data ekonomi terbaru telah menimbulkan kekhawatiran bahwa tekanan harga dapat memaksa penarikan stimulus.
Loonie Lengser dari Level Tertinggi Enam Tahun Karena Prospek Tapering The Fed
Dolar Kanada melemah atas greenback pada hari Selasa karena investor menimbang prospek Federal Reserve menjadi kurang dovish, dengan loonie memperpanjang penurunannya baru-baru ini dari level tertinggi tinggi enam tahun. Loonie melemah 0,4% menjadi 1.2192, setelah menyentuh level terendah sejak 6 Mei di 1.2204. Investor khawatir the Fed akan mengumumkan rencana tapering pada rapatnya minggu ini.
Emas Jatuh Karena Penguatan Dolar AS, Prospek Tapering
Harga emas turun pada hari Selasa karena penguatan dolar dan setelah pasar menimbang kemungkinan bahwa Federal Reserve AS minggu ini dapat memberi isyarat mengenai pelonggaran stimulusnya. Spot emas turun 0,5% menjadi $1.855,99. Analis melihat bahwa saat ini ada kekhawatiran mengenai kenaikan inflasi dan bank sentral harus mulai merespons sedikit lebih agresif terhadap tekanan inflasi ini.
Minyak Naik Hampir 2% Berkat Ekspektasi Pulihnya Permintaan
Harga minyak mentah naik hampir 2% ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun pada Selasa, didorong oleh ekspektasi pemulihan permintaan dengan cepat pada paruh kedua tahun 2021. Harga minyak Brent naik 1,6% menjadi US$73,99 per barel. Sementara WTI menguat 1,8% ke US$ 72,12 per barel. Trader minyak terbesar dunia mengatakan, mereka melihat harga minyak tetap di atas US$ 70 per barel dengan permintaan diperkirakan akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada paruh kedua tahun 2022. Menambah sentimen positif minyak, stok minyak mentah AS turun 8,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 11 Juni, menurut American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa. Masih dari API, persediaan bensin naik 2,85 juta barel dan stok sulingan naik 1,96 juta barel di pekan lalu. Data resmi pemerintah akan dirilis Rabu, di mana Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, stok minyak mentah AS turun sekitar 3,3 juta barel di pekan lalu.
Wall Street Melemah Menjelang FOMC
Bursa Wall Street melemah pada akhir perdagangan Selasa, di tengah kekhawatiran investor atas hasil FOMC setelah data inflasi yang lebih kuat dan penjualan ritel AS yang masih rendah pada bulan Mei. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,27% menjadi 34.299,33, S&P 500 turun 0,20% ke 4.246,59 dan Nasdaq
jatuh 0,71% ke level 14.072,86.
Fokus Hari ini : FOMC Meeting, Inflasi Inggris & Kanada
Fokus utama pasar hari ini akan tertuju pada hasil FOMC, yang akan diumumkan Kamis dini hari. The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya di 0,25%, namun yang akan jadi sorotan pasar adalah komentar the Fed mengenai inflasi dan kemungkinannya menyinggung waktu pelaksanaan tapering. Sebelum FOMC, pasar akan disuguhi data inflasi Inggris dan Kanada, serta data perumahan AS.