Dolar AS Lengser dari Level Tertinggi 3 Bulan
Dolar lengser dari level tertinggi tiga bulan pada hari Kamis, dengan euro mendapat dorongan karena investor membatalkan sejumlah mata uang berisiko dan karena kekhawatiran atas penyebaran varian COVID meningkatkan permintaan untuk safe haven. Greenback melemah terhadap euro, yen Jepang dan franc Swiss, yang umumnya memiliki suku bunga rendah, yang kemudian membeli aset berisiko. Tetapi dengan imbal hasil obligasi yang mengalami kenaikan dan pasar ekuitas merosot, posisi risk-on di pasar mata mengalami tekanan jual, menguntungkan euro, serta yen dan franc, yang juga dianggap sebagai mata uang safe-haven. Data pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik secara tak terduga minggu lalu, sebuah indikasi bahwa pemulihan pasar tenaga kerja dari pandemi COVID-19 belum stabil. Indeks dolar turun 0,29% menjadi 92,493.
Loonie Melemah Karena Memburuknya Sentimen
Dolar Kanada melemah untuk hari keempat terhadap mitra AS pada hari Kamis karena penyebaran varian Delta COVID-19 menghantam sentimen investor, meski harga minyak mengalami kenaikan. Dolar Kanada melemah 0,4% menjadi 1,2525 terhadap greenback, menambah serangkaian penurunan sejak awal minggu. Loonie menyentuh level intraday terlemah sejak 21 April di 1,2590.
Emas Koreksi Karena Kenaikan Yield Obligasi AS
Emas melemah pada hari Kamis setelah imbal hasil Treasury AS rebound dari posisi terendahnya sementara Wall Street juga menutup beberapa kerugian. Namun dengan pelemahan dolar AS dan kekhawatiran atas pemulihan pasar tenaga kerja AS membuat emas mendekati puncak tertinggi tiga minggu. Spot gold turun 0,2% menjadi $1.799,18, setelah sempat naik ke puncaknya sejak 17 Juni di $1,818,10 di awal sesi.
Harga Minyak Menguat Setelah Data EIA
Harga minyak berhasil rebound pada hari Kamis setelah data pemerintah AS menunjukkan cadangan minyak mentah dan bensin turun lebih besar dari perkiraan. Harga minyak Brent naik 0,9% menjadi US$ 74,12 per barel dan WTI AS menguat 1% menjadi US$ 72,94 per barel. Sebelumnya, harga sempat turun ke level terendah tiga minggu karena para trader khawatir bahwa pasokan minyak mentah global mungkin membengkak setelah gagalnya negosiasi antara OPEC+. Harga minyak kemudian terangkat berkat data persediaan minyak mentah AS yang turun 6,9 juta barel pekan lalu menjadi 445,5 juta barel. Analis memperkirakan penurunan 4 juta barel di minggu lalu. Masih berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok bensin AS juga turun 6,1 juta barel dalam seminggu menjadi 235,5 juta barel. Sebelumnya, analis memperkirakan penurunan 2,2 juta barel.
Wall Street Memerah di Tengah Ketidakpastian Pertumbuhan AS
Wall Street berakhir melemah di akhir perdagangan Kamis di tengah aksi jual yang dilakukan investor karena ketidakpastian seputar laju pemulihan ekonomi AS. Tiga indeks saham mereka merosot, dengan indeks Dow Jones ditutup turun 259,86 poin atau 0,75% menjadi 34.421,93, S&P 500 melemah 37,31 poin atau 0,86% ke 4.320,82 dan indeks Nasdaq Composite koreksi 105,28 poin atau 0,72% ke level 14.559,79.
Fokus Hari ini: Pidato Bailey & Lagarde, OPEC+ Meeting, Data ketenagakerjaan Kanada
Serangkaian data-data ekonomi, serta event penting akan dirilis hari ini. Di mulai dari data inflasi China. Kemudian di susul oleh data-data Inggris, diantaranya PDB, industrial dan manufacturing production. Masih dari Inggris, gubernur BoE Andrew Bailey akan menyampaikan pidatonya, kemudian di zona euro Christine Lagarde dari ECB juga akan berpidato. Terakhir ada data ketenagakerjaan Kanada dan OPEC+ meeting.