Dolar AS Naik ke Tertinggi 2 Tahun Berkat Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga 50 Bps
Dolar Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi baru dua tahun pada hari Senin di tengah sepinya perdagangan dan berombak, seiring dengan kenaikan imbal hasil Treasury, karena investor bersiap untuk beberapa kenaikan suku bunga setengah persentase poin dari Federal Reserve. Pasar berjangka suku bunga AS telah memperkirakan peluang 96% dari pengetatan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed bulan depan, dan sekitar 215 basis poin dalam kenaikan suku bunga kumulatif pada tahun 2022, memberikan banyak dukungan untuk dolar. Greenback juga naik ke tertinggi 20 tahun atas yen Jepang di 126,98, karena kontrasnya kebijakan moneter antara Fed yang hawkish dan Bank of Japan yang ultra-dovish. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun menyentuh tertinggi tiga tahun di 2,884%, semetara indeks dolar sempat melonjak ke 100,86, tertinggi sejak April 2020. Terakhir naik 0,3% pada 100,77.
Loonie Stabil Berkat Naiknya Harga Minyak
Dolar Kanada stabil atas greenback pada hari Senin, karena kenaikan harga minyak mampu mengimbangi penguatan dolar AS dan investor menunggu data inflasi domestik akhir pekan ini. Laporan CPI Kanada untuk bulan Maret, yang akan dirilis pada hari Rabu, dapat membantu memandu ekspektasi pengetatan lebih lanjut dari Bank of Canada (BoC), setelah BoC menaikkan suku bunganya menjadi 1% minggu lalu.
Safe Haven Angkat Emas, Kenaikan Yield dan Dolar AS Kikis Penguatan
Emas naik ke level tertinggi satu bulan pada hari Senin, hanya sedikit dari level $2.000 per ons, karena kekhawatiran seputar konflik Rusia-Ukraina dan meningkatnya tekanan inflasi mendorong tawaran safe- haven untuk logam mulia. Namun, kenaikan emas dibatasi di akhir sesi oleh lonjakan imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun dan penguatan dolar lebih lanjut. Emas spot naik 0,1% menjadi $1.976,56 per ons
Minyak Naik Karena Pemadaman di Libya
Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Senin, dengan minyak mentah Brent mencapai $ 114 per barel, karena pemadaman di Libya semakim menambah kekhawatiran atas pasokan global yang ketat di tengah krisis Ukraina. National Oil Corp Libya pada hari Senin mengatakan “gelombang penutupan yang menyakitkan” telah mulai menghantam fasilitasnya dan menyatakan force majeure di ladang minyak Al- Sharara dan ladang lainnya. Brent naik 1,3%, menjadi $ 113,16 per barel, sementara WTI AS naik 1,2% menjadi $ 108,21 per barel. Produksi Rusia turun 7,5% pada paruh pertama April dari Maret, Interfax melaporkan pada hari Jumat. Sementara itu, pemerintah UE mengatakan pekan lalu bahwa eksekutif blok itu sedang menyusun proposal untuk melarang minyak mentah Rusia. Dari sisi bearish, ekonomi China melambat pada bulan Maret, memperburuk prospek yang sudah melemah oleh pembatasan COVID-19.
Wall Street Melemah Karena Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Bursa Wall Street ditutup melemah hari Senin di tengah sentimen yang beragam, setelah pelaku pasar masih membandingkan kinerja positif Bank of America dengan lonjakan imbal hasil obligasi AS jelang laporan kinerja emiten lainnya di minggu ini. Indeks Dow Jones turun 0,11% menjadi 34.411,69, S&P 500 melemah 0,02% ke 4.391,69 dan Nasdaq Composite melemah 0,14% ke 13.332,36.
Fokus Hari Ini : Data Perumahan AS & Pidato Charles Evan
Tidak begitu banyak data ekonomi yang dirilis hari ini, kecuali data perumahan AS, yaitu housing starts dan building permits untuk figur bulan Maret. Data tersebut akan menunjukkan seberapa kuat pasar perumahan AS. Selain data perumahan, fokus pasar juga akan tertuju pada pidato salah satu pejabat The Fed, yaitu Charles Evan, yang merupakan Presiden Fed distrik Chicago.