Wall Street Turun, Dipimpin Sektor Real Estate
Indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah, dimana sektor real estat dan discretionary memimpin penurunan secara luas, karena investor mencerna komentar dari pejabat Federal Reserve AS tentang rencana kenaikan suku bunga dan mencari katalis berikutnya setelah reli pasar saham besar pekan lalu. Penurunan dipercepat menjelang akhir sesi naik-turun, dengan fokus beralih ke laporan indeks harga produsen Selasa dan pasar sangat sensitif terhadap data inflasi. Indek Dow Jones turun 211,16 poin, atau 0,63%, ke 33.536,7, S&P 500 ke 35,68 poin, atau 0,89%, ke 3.957,25 dan Nasdaq turun 127,11 poin, atau 1,12%, ke 11.196,22.
Dolar AS Balik Memberikan Perlawanan
Dolar AS menguat terhadap yen dan euro tetapi indeknya mundur dari level tertinggi hari ini dimana investor bertaruh pada laju kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lambat ke depannya. Pasar nampak mulai benar-benar memperhitungkan puncak siklus Fed, merujuk pada data inflasi AS di minggu lalu sebagai alasan kuat untuk percaya bahwa itu dapat bergerak lebih rendah. Indek dolar AS naik, ke 107.27 dan menekan pada perdagangan Euro, Yen, dan Sterling. Pasangan EUR/USD terakhir turun 0,01% terhadap dolar di $1,0342, setelah sebelumnya naik ke level tertinggi tiga bulan di $1,0368. Di tempat lain, dolar terakhir naik 0,79% terhadap yen di 139,92 setelah sebelumnya naik setinggi 140,79.
Harga Emas Bertahan Dengan Penguatannya
Harga emas memanfaatkan aliran risiko dan pelemahan Dolar AS minggu lalu dan naik lebih dari 5%. Dengan tidak adanya rilis data ekonomi makro berdampak tinggi minggu ini, persepsi risiko kemungkinan akan terus berdampak pada valuasi Dolar AS dan perge- rakan harga Emas. Terlihat investor akan mengabaikan data angka Produksi Industri dan Penjualan Ritel Oktober dari China. Na- mun fokus pada perkembangan seputar pembatasan Covid. Jika China terus melonggarkan aturannya, harga Emas akan naik lebih tinggi karena membaiknya prospek permintaan. Karena rilis data yang disebutkan di atas tidak memiliki potensi untuk menggerak- kan pasar secara signifikan, para peserta akan tetap memperhatikan Fedspeak dan persepsi risiko secara keseluruhan. Jika indeks ekuitas global mempertahankan momentum bullish, XAUUSD dapat memanfaatkan pelemahan Dolar AS yang luas.
Melonjaknya Kasus Covid-19 di China Menjatuhkan Harga Minyak 4%
Harga minyak mentah ditutup lebih rendah karena laporan lonjakan infeksi Covid-19 baru di China, bahkan setelah negara itu melonggarkan beberapa kebijakan karantina minggu lalu, sementara kenaikan dolar dan perkiraan permintaan yang lebih rendah dari OPEC juga membebani. Dalam Laporan Pasar Minyak Bulanannya, OPEC menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun 2022 sebesar 0,1 juta barel per hari menjadi 2,5 juta barel per hari. Ekspektasinya untuk pertumbuhan permintaan 2023 juga dipotong 0,1 juta barel per hari menjadi 2,2 juta barel per hari. WTI Desember ditutup turun $3,09 di $85,87 per barel. Brent Januari turun $2,77 ke $93,22.
Fokus Pasar Hari Ini :
PDB Jepang pada kwartal ketiga secara tahunan angkanya di laporkan jauh lebih rendah dari perkiraan awal. Dari kwartal sebe- lumnya yang direvisi tubuh 4.6%, dilaporkan justru mengalami deflasi sebesar 1.2%, dibawah ekspektasi awal yang meyakini akan naik 1.1%. Hasil yang demikian ini membuat Yen Jepang melemah kembali.
Selanjutnya Inggris akan melaporkan angka lapangan kerja, diperkirakan akan mengalami kenaikan, dari menyusut 109 ribu men- jadi hanya menyusut 25 ribu saja. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap diangka 3.5%. Hasil yang sesuai ek- spektasi atau lebih baik dari perkiraan, akan membuat Poundsterling menguat.
Eropa akan melaporkan angka PDB di kwartal kedua yang diperkirakan menyusut tipis. Dari tumbuh 0,8% menjadi hanya 0.2%. Secara tahunan, menurun angkanya dari 4.3% menjadi hanya 2.1% saja. Indek Sentimen Ekonomi oleh ZEW, diperkirakan masih minus 59.7. Dengan hasil yang sesuai ekspektasi atau lebih buruk lagi, akan menjadi sentimen negatif bagi Euro. AS akan merilis angka PPI yang diperkirakan untuk bulan Oktober ini angkanya masih datar dari bulan sebelumnya di 0.4%. Selain itu akan ada pernyataan dari eksekutif Fed, yakni Cook dan S. Barr. Dolar AS berpeluang rebound dengan sejumlah indikator ini.