Dolar AS Rebound Karena Prospek Kebijakan Moneter The Fed
Dolar AS rebound dari level terendah satu bulan hari Senin karena para trader melihat prospek kebijakan moneter AS yang lebih ketat, bahkan ketika trader bertaruh pada prospek kenaikan suku bunga yang terjadi lebih awal di luar AS. Indeks dolar sempat jatuh ke level terendah satu bulan di Asia, memperpanjang pelemahan setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa belum waktunya untuk mulai menaikkan suku bunga. Indeks kemudian pulih dan berakhir di 93,726, dibantu oleh imbal hasil Treasury AS yang mendekati level tertinggi baru-baru ini. Rebound dolar juga dibantu oleh kejatuhan euro, yang turun 0,2% menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis. Dolar juga menguat atas yen Jepang sebesar 0,2% menjadi 113,68 yen. Bank of Japan akan mengadakan rapat akhir pekan ini, tetapi seperti ECB, diperkirakan tidak akan berubah dari sikap kebijakan dovishnya.
Loonie Menguat Setelah BoC Meeting
Loonie menguat atas Greenback hari Rabu, setelah Bank of Canada (BoC) mengisyaratkan itu bisa menaikkan suku bunga lebih awal dari perkiraan dan menjadi bank sentral pertama dari negara G7 yang keluar dari kebijakan moneter longgar. BoC juga mengakhiri program pembelian obligasi, menyusul pertumbuhan ekonomi Kanada yang kuat, tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi, dan lapangan kerja yang kuat.
Emas Naik Tipis Berkat Penurunan Yield Obligasi AS
Harga emas naik tipis dalam perdagangan yang fluktuatif, didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS yang lebih lemah. Namun penguatan tertahan karena selera risiko yang kuat di pasar. Emas spot ditutup naik 0,2% menjadi US$ 1.796,81 per ons ons troi, setelah jatuh sebanyak 0,6% di awal sesi. Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun tergelincir di bawah 1,6%, terendah hampir dua minggu.
Minyak Terkoreksi Setelah Cadangan Minyak AS Naik
Harga minyak mentah melemah hari Rabu setelah stok minyak mentah AS naik lebih dari yang diharapkan, bahkan ketika persediaan bahan bakar turun dan tangki di pusat penyimpanan terbesar di AS itu semakin kosong. Minyak Brent untuk turun 2,1% ke US$ 84,58 per barel dan WTI AS melemah 2,4% menjadi US$ 82,66 per barel. Kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS memberikan dorongan kepada beberapa investor untuk menurunkan posisi beli setelah kenaikan kuat dalam beberapa pekan terakhir yang membawa Brent dan WTI ke tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Data dari Energy Information Administration (EIA) memperlihatkan persediaan minyak mentah naik 4,3 juta barel di pekan lalu. Jumlah itu lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 1,9 juta barel. Sementara itu, stok bensin turun 2 juta barel, terendah dalam hampir empat tahun.
Wall Street Melemah, Dow & S&P 500 Koreksi, Tertekan Saham Cyclical
Wall Street melemah menyusul koreksi pada indeks Dow Jones dan S&P 500 yang sebelumnya cetak rekor penutupan tertinggi karena tekanan dari saham cyclical. Sementara indeks Nasdaq stabil berkat penguatan pada saham MicrosoG dan induk Google, Alphabet Inc, menyusul kinerja kuartalan mereka. Kenaikan pada dua saham itu menyumbang hampir 90 poin ke atas di Nasdaq yang padat saham teknologi.
Fokus Hari Ini: ECB Meeting & PDB AS
Hari ini European Central Bank (ECB) akan menggelar rapatnya, yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya. Fokus pasar akan tertuju pada pernyataan ECB terkait inflasi dan prospek dari Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Jika ECB mulai hawkish, kemungkinan akan mengangkat euro. Pasar juga akan fokus pada serangkaian data AS, termasuk PDB dan jobless claims.