Dollar menguat kemarin berkat meningkatnya permintaan safe haven setelah data AS yang buruk meningkatkan kekhawatiran bahwa kerusakan ekonomi global yang disebabkan pandemi Covid-19 akan parah dan panjang. Data semalam menunjukkan retail sales jatuh ke level terendah di Maret. Sementara FED distrik New York melaporkan bahwa sektor manufaktur di kawasan tersebut jatuh ke level terendah, dua kali di bawah perkiraan konsensus Wall Street. Data lainnya, output industri juga turun tajam, yang kesemua data-data tersebut mendorong investor mengalihkan portofolionya ke safe haven dollar. Indeks dollar, yang sempat tertekan dalam beberapa hari, rebound 0,71% menjadi 99,98.
Loonie melemah atas dollar AS setelah rapat Bank of Canada (BoC) yang tetap mempertahankan suku bunga di 0,25%. Dalam rapatnya tersebut BoC mengatakan bahwa wabah coronavirus akan memicu kemerosotan ekonomi Kanada. BoC juga menambah pembelian obligasi pemerintah dan perusahaan melalui program Quantitative Easing (QE), dan siap untuk menyesuaikan skala atau durasi programnya jika perlu.
Harga emas melemah kemarin setelah mencapai level tertinggi tujuh tahun karena penguatan dollar dan aksi profit taking, meski adanya kekhawatiran mengenai resesi global. Koreksi emas berbarengan dengan aset berisiko, seperti minyak dan saham global setelah adanya peringatan mengenai resesi global terburuk sejak 1930 yang disebabkan oleh virus corona. Sementara dollar menguat karena investor melirik mata uang tersebut sebagai safe haven. Harga emas spot turun 0,6% menjadi $1716,79 per ons.
Harga minyak jatuh ke bawah $20 per barel kemarin setelah laporan International Energy Agency (IEA) yang menunjukkan lemahnya permintaan minyak global. Laporan IEA kemarin menyebutkan permintaan minyak global kemungkinan akan turun sebesar 9,3 juta bph tahun ini karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan terhentinya mobilitas. Dalam laporannya tersebut, IEA juga memperkirakan permintaan di bulan April hanya sebesar 29 juta bph, lebih rendah dari tahun lalu, atau terendah sejak 1995. Sementara permintaan di kuartal kedua diperkirkaran meningkat 23,1 juta bph, masih di bawah level tahun lalu. Kenaikan tersebut terkait pemangkasan OPEC+ sebesar 9,7 juta bph, yang disepakati hari Minggu lalu. Harga minyak juga jatuh setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan cadangan minyak AS naik 19 juta barel, kenaikan mingguan tertinggi sepanjang masa. Laporan EIA tersebut sempat menekan WTI jatuh ke level terendah 18 tahun di $19.21. Laporan tersebut 65% lebih besar dari perkiraan, menjadikan cadangan minyak AS hampir 50 juta barel dalam tiga minggu terakhir. Sementara minyak Brent turun 5,6% menjadi $27,93