Dolar AS Menguat Setelah Data PPI
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat atas mata uang utama lainnya pada hari Kamis, setelah data menunjukkan harga produsen (PPI) membukukan kenaikan tahunan terbesar dalam lebih dari satu dekade di Juli, menunjukkan tekanan inflasi tetap kuat. Indeks dolar menguat 0,1% menjadi 93,019. PPI AS tumbuh 1% di bulan Juli melebihi perkiraan, menunjukkan inflasi dapat tetap tinggi karena permintaan yang kuat yang didorong oleh pemulihan terus melukai rantai pasokan. Untuk tahunan, PPI tumbuh 7.8%, merupakan kenaikan terbesar dalam lebih dari satu dekade terakhir. Data AS lainnya, klaim tunjangan pengangguran turun lagi pekan lalu karena pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19 berlanjut. Investor tetap kahwatir terhadap tanda-tanda inflasi yang terlalu panas karena berpotensi memacu Federal Reserve untuk mempercepat waktunya pada pengurangan pembelian aset serta kenaikan suku bunga.
Pound Inggris Melemah Setelah PDB Inggris Dirilis Sesuai Ekspektasi
Pound Inggris turun 0,5% hari ini terhadap dolar AS karena analis memperkirakan Bank of England (BoE) tidak akan membuat langkah dalam kebijakan moneternya setelah data resmi menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh sesuai dengan ekspektasi pada kuartal kedua. PDB Inggris tumbuh 4,8% di kuartal kedua, sesuai dengan perkiraan, setelah kuartal sebelumnya terkontraksi 1.6%.
Emas Stabil di $1750
Harga emas bertahan di atas level penting $1.750 pada hari Kamis karena ekspektasi tapering Federal Reserve mereda, mengimbangi kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi. Spot emas stabil di $1.750,91 per ons. Emas naik 1,3% pada hari Rabu setelah data menunjukkan CPI AS pada bulan Juli sesuai dengan perkiraan ekonom dan turun dibandingkan bulan Juni.
Minyak Melemah Setelah Proyesi IEA
Minyak melemah hari Kamis setelah International Energy Agency (IEA) mengatakan penyebaran varian Delta dari virus corona akan memperlambat pemulihan permintaan minyak global. Brent turun 13 sen menjadi di US$71,31, sementara WTI AS turun 0,23% ke US$69,09. Dalam laporan bulanannya IEA mengatakan bahwa meningkatnya permintaan minyak berbalik arah pada Juli dan akan berjalan lebih lambat untuk sisa tahun ini setelah gelombang terbaru Covid-19 membuat negara-negara memberlakukan kembali pembatasan. IEA menempatkan penurunan permintaan bulan lalu pada 120.000 bph dan memperkirakan pertumbuhan akan menjadi setengah juta bph lebih rendah pada paruh kedua tahun ini dibandingkan dengan perkiraan bulan lalu. Pernyataan IEA terjadi sehari setelah AS mendesak OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak guna mengatasi kenaikan harga bensin yang dilihatnya sebagai ancaman bagi pemulihan ekonomi global.
Wall Street Menguat, S&P 500 & Dow Jones Kembali Catat Rekor
Wall Street menguat, dengan indeks Dow dan S&P 500 melonjak ke rekor tertinggi untuk penutupan hari ketiga berturut-turut pada hari Kamis. Saham teknologi dengan kapitalisasi besar mendorong pasar lebih tinggi karena investor menyambut data pekerjaan yang menunjukkan pemulihan ekonomi AS yang stabil. Indeks Dow Jones naik 0,04%, S&P 500 naik 0,30% dan Nasdaq menguat 0,35%.
Fokus Hari ini: Trade Balance Zona Euro & Sentimen Konsumen AS
Mengakhiri perdagangan di minggu ini, masih ada beberapa data ekonomi yang layak di simak. Di Eropa, Jerman dan Perancis akan merilis data inflasi, kemudian ada data neraca perdagangan zona euro, yang diperkirakan surpulus 10,9 miliar euro di bulan Juni. Sementara di AS akan dirilis data sentimen konsumen versi Universitas Michigan, yang diperkirakan di angka 81,2 di Agustus, tidak berubah dari bulan sebelumnya.