Rab. Des 4th, 2024

Minyak Naik Berkat Optimisme Pemulihan Global

Dolar AS Kembali Melemah, Meski Jobless Claims AS Turun

Dolar AS melemah hari Kamis menyusul data tenaga kerja yang kuat, di mana Klaim pengangguran awal mingguan AS turun minggu lalu, dan PHK turun ke level terendah dalam lebih dari 24 tahun. Namun, meningkatnya kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir telah mengancam pemulihan ekonomi, membuat Federal Reserve tidak buru-buru menarik kembali stimulus besarnya. Data hari Rabu menunjukkan Ketenagakerjaan Nasional ADP dirilis lebih rendah perkiraan. Fokus pasar kini tertuju pada data nonfarm payrolls, yang diperkirakan tumbuh 750.000, dengan tingkat pengangguran diantisipasi turun menjadi 5,2% dari 5,4%, menurut perkiraan Reuters. Dolar telah melemah karena ketidakpastian kebijakan Fed. Jumat lalu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pengurangan stimulus dapat dimulai tahun ini, namun bank sentral tidak terburu-buru menaikkan suku bunganya. Indeks dolar AS turun 0,303% menjadi 92,229.

Euro Menguat Setelah Data Inflasi, Komentar Hawkish ECB

Euro naik 0,31% menjadi $ 1,1874 setelah data minggu ini menunjukkan inflasi naik 3% di zona euro untuk Agustus. Euro juga terangkat setelah komentar hawkish terbaru dari pejabat Bank Sentral Eropa termasuk Robert Holzman dari Austria dan bos Bundesbank Jens Weidman. Sementara itu, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan kawasan itu pulih dari pandemi dan hanya membutuhkan dukungan “surgical”.

Emas Turun Meski Dolar AS Melemah

Harga emas melemah hari Kamis, meski dolar AS turun karena investot fokus pada data non-farm payroll, yang bisa menentukan strategi tapering The Fed. Emas spot ditutup melemah 0,2% menjadi US$ 1.809,66 per ons troi. Investor emas tampaknya mengabaikan pelemahan dolar, yang biasanya naik ketika greenback turun karena membuat emas lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

Minyak Naik Berkat Optimisme Pemulihan Global, Data EIA

Harga minyak menguat hari Kamis di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi global, meskipun pandemi virus corona melonjak dan setelah persediaan minyak mentah AS turun melebihi ekspektasi. Minyak Brent naik 2% menjadi US$ 73,03 dan WTI AS menguat 2% ke US$ 69,99. Data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 7,2 juta barel pekan lalu. Optimisme pemulihan ekonomi global juga datang dari OPEC+, yang menaikkan perkiraan permintaan untuk tahun 2022. Di hari Rabu, OPEC+ sepakat untuk melanjutkan kebijakan penghapusan rekor pengurangan produksi secara bertahap dengan menambahkan 400.000 bph. OPEC+ memutuskan tidak mengabulkan permohonan dari AS untuk mempercepat penghapusan pembatasan pasokan tersebut. Di sisi lain, permintaan bensin India akan mencapai rekor pada tahun fiskal ini karena pelonggaran pembatasan Covid-19.

Wall Street Menguat Berkat Kenaikan Saham Energi

Wall Street kembali menguat, dengan S&P 500 dan Nasdaq kembali cetak rekor. Penguatan didorong saham- saham energi menyusul naiknya harga komoditas. Saham Cabot Oil & Gas Corp dan Occidental Petroleum Corp mengalami kenaikan terbesar, masing-masing naik 6,7% dan 6%. Indeks Dow Jones naik 0,37% menjadi 35.443,82, S&P 500 menguat 0,28% ke 4.536,95 dan Nasdaq bertambah 0,14% ke 15.331,18.

Fokus Hari ini: Data Ketenagakerjaan & Service PMI AS

Fokus utama pasar hari ini akan tertuju pada data ketenagakerjaan AS, di mana non-farm payroll diperkirakan tumbuh 750 ribu di Agustus, average hourly earning diperkirakan tumbuh 0,3%, sedikit melambat jika dibandingkan kenaikan 0,4% di Juli. Terakhir, tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 5,2% dari 5,4%. Fokus lainnya adalah service PMI, yang diperkirakan tumbuh 61,6 di Agustus.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *