Sen. Feb 10th, 2025

Minyak Naik Setelah Keputusan OPEC+ Mempertahankan Pasokan

Dolar Koreksi Setelah Sempat Capai Level Tertinggi 1 Tahun Pasca NFP AS

Dolar AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari setahun hari Jumat, setelah data menunjukkan Nonfarm payrol (NFP) AS bulan Oktober yang lebih kuat dari perkiraan. Namun, kemudian terkoreksi di akhir perdagangan karena selera risiko membaik dan saham reli. NFP tumbuh 531.000, di atas perkiraan 450.000, karena lonjakan infeksi COVID-19 mereda. Bukan hanya itu, data bulan lalu juga direvisi naik menjadi 312 ribu. Indeks dolar, sempat naik ke 94,634 setelah data NFP, terkuat sejak 25 September 2020, kemudian terakhir turun 0,096% ke 94,234, namun masih naik sekitar 0,1% selama sepekan, karena investor untuk mengatur ulang ekspektasi kenaikan suku bunga setelah pertemuan bank sentral dunia. Minggu lalu The Fed mengumumkan tapering sebesar $15 miliar, namun menyatakan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.

Sterling Alami Penurunan Harian Terbesar Sejak 18 Bulan Pasca BoE Meeting

Keputusan Bank of England (BoE) pada hari Kamis untuk tidak menaikkan suku bunga acuan mengejutkan pasar, mendorong sterling ke penurunan harian terbesar dalam lebih dari 18 bulan. Di awal pekan, Reserve Bank of Australia (RBA) juga mempertahankan sikap dovishnya meskipun ada tekanan inflasi dan mempertahankan suku bunga. Sementara itu, Presiden ECB mematahkan harapan untuk kenaikan suku bunga ECB, dengan mengatakan sangat tidak mungkin langkah seperti itu akan terjadi pada tahun 2022.

Emas Melonjak Lebih Dari 1% Pasca Bank Sentral Utama Dovish

Emas naik lebih dari 1% hari Jumat ke level tertinggi hampir dua bulan karena nada dovish dari sejumlah bank sentral utama terhadap suku bunga yang mengangkat permintaan untuk komoditas logam mulia yang termasuk aset safe-haven. Harga emas spot menguat 1,4% ke US$ 1.818,36 per ons, setelah sempat jatuh 0,3% yang dipicu oleh data NFP yang melebihi perkiraan. Dalam sepekn, emas spot menguat 2%.

Minyak Naik Setelah Keputusan OPEC+ Mempertahankan Pasokan

Harga minyak menguat hari Jumat didorong oleh kekhawatiran pasokan baru setelah produsen OPEC+ menolak seruan AS untuk mempercepat peningkatan produksi bahkan ketika permintaan mendekati tingkat pra-pandemi. Harga minyak Brent naik 2,73% menjadi US$82,74 per barel, sementara WTI AS naik 3,1% menjadi US$ 81,27 per barel. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk tetap pada rencana mereka guna meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari mulai Desember, meski Presiden AS Joe Biden telah menyerukan produksi ekstra untuk mendinginkan kenaikan harga. Sementara itu, pemerintah AS mengatakan akan mempertimbangkan semua alat yang ada untuk menjamin energi yang terjangkau, termasuk kemungkinan melepaskan minyak dari cadangan minyak strategis (SPR)

Wall Street Catatkan Penguatan 5 Minggu Beruntun

Wall Street menguat hari Jumat, sekaligus mencatatkan penguatan mingguan kelima berturut-turut menyusul hasil earning yang solid, serta data NFP AS yang tumbuh di atas perkiraan. Indeks Dow Jones naik 0,56% menjadi 36.327,95, S&P 500 naik 0,37% menjadi 4.697,53 dan Nasdaq Composite bertambah 0,2% menjadi 15.971,59. Selama sepekan, S&P 500 naik 2%, Dow menguat 1,42%, sementara Nasdaq naik 3,05%.

Fokus Minggu Ini: Inflasi AS, China, PDB Inggris, Pidato Powell, Bailey & Macklem

Di minggu ini, pasar akan kembali disibukkan oleh serangkaian data ekonomi dan event, termasuk data inflasi AS, China dan Jerman. Kemudian ada angka PDB Q3 Inggris. Data lainnya yang tak kalah menarik adalah sentimen konsumen AS dan data tenaga kerja Australia. Beberapa pejabat bank sentral juga akan menyampaikan pidatonya, yaitu Jerome Powell (The Fed), Andrew Bailey (BoE) dan Tiff Macklem (BoC).

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *