Dolar AS Menguat Berkat Permintaan Safe Haven di Tengah Krisis Ukraina
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah pembicaraan tentang lebih banyak sanksi terhadap Moskow menyusul kemarahan internasional atas pembunuhan warga sipil Ukraina. Menambah kehati-hatian investor, kurva imbal hasil Treasury 2-tahun/10-tahun tetap terbalik, memberi sinyal kepada beberapa pengamat pasar bahwa resesi dapat terjadi dalam satu hingga dua tahun. Kematian di Bucha, di luar Kyiv, kemungkinan akan membuat AS dan Eropa memberikan sanksi tambahan terhadap Moskow atas invasi ke Ukraina. Dolar naik dalam sesi ketiga berturut-turut karena investor mencari keamanan di greenback. Mata uang AS tersebut juga tetap didukung oleh laporan non-farm payrolls yang kuat untuk bulan Maret yang mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga setengah poin persentase oleh Federal Reserve bulan depan. Indeks dolar , yang mengukur greenback atas enam mata uang utama lainnya naik 0,369%.
Loonie Menguat Berkat Reli Harga Minyak
Loonie menguat atas dolar AS kemarin berkat kenaikan harga minyak dan investor menunggu rilis dua survei dari Bank of Canada (BoC), yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek inflasi. Harga minyak mentah AS naik 3,4% setelah pelepasan cadangan strategis oleh negara-negara konsumen gagal menghilangkan kekhawatiran pasokan yang timbul dari invasi Rusia ke Ukraina dan kurangnya kesepakatan nuklir Iran.
Emas Naik Berkat Safe Haven
Harga emas naik pada hari Senin setelah investor mencari aset safe-haven di tengah prospek negara-negara Barat menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina dan kemungkinan inflasi yang lebih tinggi, meskipun penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil Treasury AS membatasi kenaikan.
Minyak Reli Karena Kekhawatiran Pasokan Yang Lebih Ketat
Harga minyak melonjak lebih dari 3% pada hari Senin karena kekhawatiran pasokan yang lebih ketat karena banyaknya kematian warga sipil di Ukraina meningkatkan tekanan pada negara-negara Eropa untuk menjatuhkan sanksi pada sektor energi Rusia. Harga minyak Brent melonjak 3%, menjadi di $107,53, sementara WTI AS naik atau 4% menjadi $103,28 per barel. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pendukungnya akan “merasakan konsekuensi” dari peristiwa di Bucha, di luar ibukota Kyiv. Sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut terhadap Moskow dalam beberapa hari mendatang, katanya, meskipun waktu dan jenis sanksi baru itu tidak jelas. Sementara itu, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyarankan sanksi terhadap minyak dan batu bara. Minyak juga naik setelah tertundanya pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang akan memungkinkan pencabutan sanksi terhadap minyak Iran.
Wall Street Menguat, Didorong Saham Pertumbuhan & Teknologi
Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin, didorong oleh saham teknologi dan saham pertumbuhan megacap serta lonjakan saham Twitter setelah Elon Musk mengungkapkan sahamnya di perusahaan itu. Indeks Dow Jones naik 103,61 poin, atau 0,3%, ke level 34.921,88, S&P 500 naik 36,78 poin, atau 0,81%, ke level 4.582,naik 271,05 poin, atau 1,9%, ke level 14.532,55.
Fokus Hari Ini : RBA & PMI Jasa Global
Hari ini Reserve Bank of Australia (RBA) akan menggelar rapatnya, yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 0,10%. Pasar juga akan mencermati pernyataan ketua RBA Phillip Lowe mengenai arah kebijakan. Fokus pasar lainnya adalah data PMI sektor jasa global. Beberapa pejabat The Fed juga akan tampil di publik menjleng FOMC minutes besok, mereka adalah Lael Brainard dan John Williams.