Mata uang safe haven, seperti dollar AS dan yen Jepang melemah kemarin karena meningkatnya sentimen risk appetite. Di sisi lain, mata uang berisiko, termasuk ausie dollar menguat berkat optimisme bahwa hal yang terburuk dalam penurunan ekonomi akibat penyebaran virus corona sudah berlalu. Bursa saham di AS menguat setelah dibukanya kembali ekonomi, mengabaikan sentimen ketegangan AS-China, serta kerusuhan rasial di AS. Indeks dollar melemah 0,28% menjadi 97,61 setelah sempat menyentuh 97,43, terendah sejak 13 Maret. Sementara itu, Ausie menguat setelah sempat menyentuh level $0,6869, tertinggi sejak 23 Januari. Ausie juga menguat setelah RBA mempertahankan suku bunga dan memberikan pernyataan yang tidak begitu suram mengenai ekonomi setelah ekonomi Australia di buka secara bertahap.
Euro melanjutkan penguatannya berkat harapan stimulus lanjutan menjelang rapat ECB minggu ini. Euro sudah menguat setelah Komisi Eropa mengusulkan paket fiskal paket fiskal sebesar 1,85 triliun euro ($ 2,04 triliun) untuk mengangkat ekonomi zona euro yang terdampak pandemi. EUR/USD menguat 0,35% menjadi $1.1173, setelah sempat menyentuh $1.1187, tertinggi sejak 17 Maret.
Harga emas melemah kemarin karena para trader mulai beralih ke aset berisiko di tengah sinyal positif dari stimulus dan pemulihan ekonomi global. Bursa saham di Amerika Serikat dan Eropa kompak menguat, mencerminkan optimisme investor atas perbaikan ekonomi setelah pelonggaran lockdown pandemi virus corona. Optimisme meningkat meski pasar dibayangi kekhawatiran mengenai ketegangan politik AS-China, yang menyulut kembali perang dagang. Menurut sumber Reuters, Pemerintah China telah memerintahkan BUMN-nya untuk menghentikan pembelian kedelai dan daging babi AS skala besar.
Harga minyak menguat kemarin di tengah ekspektasi bahwa para produsen minyak dunia akan sepakat untuk memperpanjang pemangkasan output dalam pertemuan yang diadakan melalui konferensi video yang akan digelar minggu ini. Harga minyak Brent menguat 2,7% menjadi $39,36 per barel, sementara WTI naik 2,5% menjadi $36,31 per barel. OPEC dan produsen minyak lainnya termasuk Rusia, atau yang lebih dikenal dengan OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pemangkasan output sebesar 9,7 juta barel hingga Juli atau Agustus. Harga minyak juga menguat setelah di bukanya kembali ekonomi di negara-negara bagian AS dan hampir seluruh dunia setelah lockdown. Sentimen positif lainnya adalah permintaan bensin yang terus meningkat di AS serta penurunan cadangan minyak di pusat penyimpanan minyak di Cushing, Oklahoma juga turut mendorong harga minyak.
Saham-saham Asia menguat hari ini, mengekor pergerakan Wall di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi AS. Meski begitu, meningkatnya ketegangan AS-China juga masih menjadi perhatian investor. Bursa Asia juga akan dibayangi sentimen demontrasi di AS setelah presiden AS Donald Trump berjanji akan menggunakan kekuatan untuk mengakhiri aksi protes yang terjadi di beberapa kota di AS. Indek Nikkei naik 0,96%.
Fokus Hari Ini : Service PMI, ADP, BoC Meeting
Negara-negara di Eropa akan merilis data service PMI, begitu juga dengan Amerika Serikat (AS). Data tersebut akan menunjukkan dampak Covid-19 pada sektor jasa, yang menunjukkan kontraksi. Selain itu, AS juga akan merilis data ADP, yang merupakan gambaran bagi data payroll Jumat nanti. Sementara itu, BoC akan menggelar rapatnya, kemudian ada juga pertemuan G-7.