Euro naik ke level tertinggi 12 minggu atas dollar kemarin setelah European Central Bank (ECB) meningkatkan besaran stimulus untuk mengangkat ekonomi yang rusak akibat pandemi Covid-19. ECB meningkatkan Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) menjadi 1,35 triliun euro ($1,52 triliun). Angka tersebut lebih besar 500 miliar dari perkiraan analis. ECB juga memperpanjang program tersebut hingga Juni 2021, dengan janji untuk menginvestasikan kembali hasil sampai setidaknya akhir tahun 2022. Langkah ECB tersebut merupakan komitmen bank sentrak untuk memperkuat pemulihan. Analis melihat bahwa zona euro kemungkinan akan keluar dari krisis Covid-19 lebih cepat daripada Inggris dan Amerika Serikat (AS). EUR/USD menguat hampir 1%, setelah sempat menyentuh level 1.1361, tertinggi sejak 12 Maret.
Dollar melemah setelah data yang menunjukkan jobless claims AS turun ke bawah 2 juta untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret. Dalam dua minggu terakhiir, dollar terus mengalami penurunan seiring meningkatnya sentimen risk appetite dan kenaikan saham di tengah optimisme bahwa fase terburuk dalam kerusakan ekonomi sudah berlalu. indeks dollar melemah 0,47% menjadi 96.86.
Harga emas meguat kemarin berkat pelemahan dollar dan koreksi bursa saham karena investor mencerna kebijakan ECB. Seperti yang sudah diperkirakan, ECB meningkatkan stimulus Pandemic Emergency Purchase Program sebesar 600 miliar euro menjadi 1,35 trilium euro. Secara keseluruhan sentimen emas masih didukung oleh kebijakan stimulus bank sentral untuk membatasi kerugian ekonomi dari pandemi Covid-19. Namun dengan dibukanya kembali ekonomi dari lockdown telah mengurangi pamor safe haven emas.
Harga minyak sedang menuju penguatan enam minggu berturut-turut setelah OPEC+ sepakat untuk memperpanjang kesepakatan output hingga akhir bulan Juli. Hari ini, harga minyak berjangka AS mengalami penurunan, namun sudah naik sekitar 5% selama sepekan. Setelah hampir satu minggu berdebat, Arab Saudi dan Rusia mencapai kesepakatan dengan Irak dan produsen lainnya bisa bertemu segera setelah akhir pekan ini untuk meratifikasinya, menurut sebuah delegasi. Arab Saudi dan Rusia mendorong Baghdad untuk berhenti mengabaikan bagian dari pemotongan dan bahkan untuk mengkompensasi ketidakpatuhan di masa lalu. Faktor bullish emas lainnya adalah cadangan minyak AS yang tidak mengalami kenaikan. Bahkan Rabu lalu EIA melaporkan turunnya cadangan sebesar 2,1 juta barel. Angka tersebut jauh lebih baik dari perkiraan kenaikan 3,5 juta barel. EIA juga melaporkan cadangan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma turun sekitar 1,8 juta untuk minggu ini.
Saham-saham Asia bergerak variatif hari ini di tengah kekhawatiran bahwa penguatan yang terjadi akhir-akhir ini sudah terlalu tajam, dengan fokus pasar tertuju pada data non-farm payroll AS nanti mlam. Saham-saham di Jepang dan Australia melemah di awal sesi perdagangan, namun saham-saham di Korea Selatan menguat. Indeks future S&P 500 flat setelah kemarin terkoreksi.
Fokus Hari Ini : Data Ketenagakerjaan AS
Para pelaku pasar kini tengah menantikan data ketenagakerjaan AS, yang akan menunjukkan gambaran mengenai sektor lapangan kerja AS. Non-farm payroll AS diperkirakan kontraksi 8 juta di Mei, setelah di April terkontraksi 20,5 juta. Sementara pertumbuhan upah diperkirakan turun menjadi 1,0% dari sebelumnya 3,0%. Sedangkan tingkat pengangguran diperkirakan melonjak menjadi 19,5% dari 14,7%.