Dollar menguat kemarin di tengah kekhawatiran investor mengenai meningkatnya kasus virus corona yang bisa menghapus pertumbuhan lapangan kerja di musim panas. Dollar sempat tertekan karena meningkatnya risk appetite setelah data non-farm payrol yang tumbuh lebih baik di atas perkiraan. Namun optimisme tersebut memudar oleh laporan jumlah Covid di AS. Florida melaporkan lebih dari 10 ribu kasus baru, kenaikan harian terbesar sejak pandemi dimulai. Sehari sebelumnya jumlah kasus di AS naik hampir 50 ribu, kenaikan keempat dalam tujuh hari, setelah banyak negara-negara bagian yang melonggarkan aturan lockdown. Dollar sempat melemah atas mata uang utama dunia lainnya setelah NFP tumbuh 4,8 juta di Juni dan tingkat pengangguran turunn menjadi 11,1% dari sebelumnya 13,3%, mengurangi pamor sebagai safe haven. Indeks dollar menguat 0,1% menjadi 97,269.
Dollar Kanada (loonie) menguat tipis kemarin setelah data yang menunjukkan defisit perdagangan Kanada mengecil, mendukung harapan pemulihan ekonomi. Defisit perdagangan Kanada tercatat sebesar C$677 juta di Mei, dengan ekspor naik 6,7%. Analis memperkirakan defisit sebesar C$ 3 miliar. Sementara aktifitas manufaktur Kanada terkontraksi 47,6, mengikis kenaikan loonie. USD/CAD melemah 0,1% di 1.3571.
Harga emas berbalik arah dan menguat kemarin setelah sempat jatuh menyusul data ketenagakerjaan AS yang melebih angka ekspektasi. Harga masih bertahan dekat level tertingginya karena adanya kekhawatiran bahwa ekonomi masih belum pulih dalam waktu cepat. Jumlah pekerjaan AS naik 4,8 juta pada pekerjaan di Juni, namun kenaikan jumlah virus coronan di AS membuat sebagian pelaku pasar khawatir bahwa pemulihan ekonomi akan terhambat. Emas juga naik karena dalam FOMC minutes Kamis dini hari, the Fed mengisyaratkan akan tetap mempertahankan suku bunga rendah sampai 2022.
Harga minyak naik lebih dari 2% kemarin, didukung oleh solidnya data ketenagakerjaan AS, serta turunnya cadangan minyak. Namun meningkatnya infeksi virus corona di AS memicu kekhawatiran bahwa aktifitas ekonomi akan kembali melemah pada beberapa minggu ke depan. Kasus Covid-19 di AS naik hampir 50 ribu di hari Rabu, kenaikan terbesar sejak dimulainya pandemi. Beberapa negara bagian banyak yang menyarankan warganya untuk membatasi aktifitas dan menutup bisnis, yang diperkirakan akan menghambat pertumbuhan pekerjaan. Sementara itu, data semalam menunjukkan non-farm payroll AS tumbuh 4,8 juta di bulan Juni, mengalahkan ekspektasi. Pelaku pasar melihat bahwa data tersebut sangat bagus, sehingga bisa menghambat program stimulus. Harga minyak Brent 2,6% dan WTI naik 2,1% .
Saham Asia menguat hari ini menyusul kenaikan Wall Street setelah data solidnya data ketenagakerjaan AS mengimbangi kekhawatiran meningkatnya jumlah kasus virus coronan di AS. Tiga indeks Wall Street berada di jalur hijau menjelang libur panjang akhir pekan. Dow Jones Industrial Average naik 0,36% ke 25.827,36, S&P 500 naik 0,45% ke 3.130,01 dan Nasdaq Composite naik 0,52% ke 10.207,63.
Fokus Hari ini: PMI Sektor Jasa, Lagarde
Pergerakan pasar keuangan kemungkinan akan cenderung mendatar hari ini dengan absennya pasar AS dalam perayanan Independence Day. Namun begitu, beberapa data PMI sektor jasa di beberapa negara tetap masih layak untuk dicermati. Pasar ingin melihat apakan PMI sektor jasa bisa dirilis lebih baik dari perkiraan seperti PMI manufaktur. Pasar juga akan fokus pada pidato Ketua ECB Christine Lagarde.