Dolar Koreksi Pasca Data NFP, Masih Menguat Secara Mingguan
Dolar AS turun dari level tertinggi tiga bulan pada hari Jumat setelah data ketenagakerjaan AS yang beragam. Mesi melemah di Jumat, dolar masih mencatatkan kenaikan mingguan sebesar kenaikan 0,5%. Sebelum data ketenagakerjaan AS, dolar diperdagangkan menguat di tengah ekspektasi jumlah pekerjaan yang solid. Data hari Jumat menunjukkan nonfarm payrolls AS memang mengalahkan ekspektasi, tumbuh 850.000 di Juni setelah naik 583.000 pada Mei. Tetapi tingkat pengangguran naik menjadi 5,9% dari 5,8% pada Mei, sementara pendapatan rata-rata per jam naik 0,3% bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan konsensus untuk kenaikan 0,4%. Meski begitu, analis mengatakan bahwa secara keseluruhan data tersebut cukup solid, yang bisa memperkuat The Fed Reserve untuk mulai mengurangi pembelian asetnya. Hal tersebut positif buat dolar. Indeks dolar turun 0,3% pada 92,246, setelah sempat mencapai tertinggi tiga bulan di 92,759.
Pounsterling Stabil Setelah Data Payroll
Pound Inggris stabil terhadap dolar pada hari Jumat, pulih dari posisi terendah dua bulan setelah data ketenagakerjaan AS melemahkan dolar. Sebelumnya, sterling tertekan oleh komentar dovish dari gubernur Bank of England Andrew Bailey yang mengatakan penting untuk memastikan bahwa pemulihan tidak dirusak oleh pengetatan moneter yang prematur, karena kenaikan inflasi kemungkinan bersifat sementara.
Emas Menguat Berkat Koreksi Dolar AS
Emas naik pada hari Jumat ke level tertinggi dua bulan yang dicapai awal pekan ini, setelah dolar melemah dan investor mempertimbangkan prospek pengetatan Federal Reserve AS setelah laporan pekerjaan AS yang beragam. Spot emas naik 0,4% menjadi $1.784,21 per ons, setelah melonjak ke $1.794,86, level tertinggi sejak 18 Juni. Data menunjukkan non-farm payrolls AS tumbuh diatas perkiraan, 850.000 pada bulan Juni, meskipun tingkat pengangguran naik menjadi 5,9% dari 5,8%.
Harga Minyak Stabil Setelah OPEC+ Melanjutkan Perundingan
Harga minyak stabil pada hari Jumat setelah para menteri OPEC+ melanjutkan pembicaraan tentang peningkatan produksi minyak sehari setelah Uni Emirat Arab memblokir kesepakatan, yang dapat menunda rencana untuk memompa lebih banyak minyak hingga akhir tahun. OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu lagi setelah UEA menentang proposal tersebut, dengan mengatakan ingin meningkatkan kuotanya. Reli panjang harga bisa dirusak jika negara-negara OPEC+ berbeda pendapat dan menambah pasokan seperti yang mereka inginkan. Minyak Brent naik 33 sen menjadi di $76,17 per barel, setelah naik 1,6% pada hari Kamis. Minyak WTI AS turun 7 sen menjadi menetap di $75,16 per barel, setelah melonjak 2,4% pada hari Kamis ke level tertinggi sejak Oktober 2018.
Wall Street Kompak Menguat, S&P 500 & Nasdaq Kembali Cetak Rekor
Tiga indeks utama Wall Street kompak menguat, dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi sepanjang masa setelah rilis data pekerjaan Juni yang kuat memberi sinyal pemulihan pasar pekerja telah kembali pada jalurnya. Indeks Dow Jones naik 0,44%, S&P 500 menguat 0,75% dan Nasdaq Composite naik 0,81% menjadi 14.639,33. Selama sepekan, S&P naik 1,7%, Dow menguat 1,0%, Nasdaq melesat 1,9%.
Fokus Minggu ini: OPEC+ Meeting, FOMC Minutes, PMI AS & Data Ketenagakerjaan Kanada Di minggu ini banyak event, serta data ekonomi yang akan menggerakan pasar keuangan. OPEC+ kembali akan melanjutkan pembcaraan, yang minggu lalu sempat terhenti. RBA akan mengatakan rapat regularnya, yang disusul oleh pidato sang gubernur Phillip Lowe. The Fed juga akan merilis minutes-nya. Sementara data penting yang akan dirilis antara lain; ZEW Jerman, PMI jasa AS, serta data ketenagakerjaan Kanada.