Dollar menguat kemarin setelah data yang menunjukkan kenaikan pada retail sales di bulan Mei, setelah dua bulan berturut-turut mengalamai penurunan, menunjukkan adanya geliat pemulihan di negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut. Data semalam menunjukkan retail sales AS tumbuh 17,7% di Mei, jauh diatas perkiraan pertumbuhan 7,9%. Sementara core retail sales juga tumbuh 12,4%, juga diatas perkiraan pertumbuhan 5,5%. Data tersebut melengkapi solidnya data AS setelah data non-farm payroll tumbuh 2,5 juta di Mei. Dollar juga menguat setelah pemerintah AS sedang mempersiapkan propsal infrastruktur hampir $1 triliun. Laporan tersebut datang sehari setelah stimulus the Fed yang akan mulai membeli obligasi korporasi untuk menyuntik likuiditas. Dollar menguat 0,55% atas euro dan 0,01% atas yen.
Bank of Japan (BoJ) mempertahankan kebijakannya dalam rapatnya kemarin. Meski begitu, BoJ menambah jumlah likuditas ke perekonomian atau yang sering disebut “printing money” sebesar US$ 300 miliar menjadi US$ 1 triliun, dari sebelumnya US$ 700 miliar, melalui program pinjaman lunak kepada perusahaan-perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19. BoJ juga tidak ragu menambah stimulus jika diperlukan.
Harga emas menguat kemarin kareana kekhawatiran mengenai kasus baru virus corona di China, mengabaikan penguatan Wall Street menyusul data retail sales AS yang tumbuh di luar prediksi dan optimisme mengenai obat Covid-19. Pemerintah Beijing menaikkan tingkat emergency menjadi level II dari sebelumnya level III. Ada 100 kasus baru ditemukan akhir-akhir ini. Sebelumnya, emas sempat tertekan karena penguatan Wall Street setelah data retail sales AS tumbuh 17,7% di Mei.
Harga minyak menguat lebih dari 3% kemarin menyusul laporan International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan kenaikan permintaan minyak dan produknya tahun depan. IEA memperkirakan bahwa sementara permintaan minyak akan turun 8,1 juta bph di 2020, permintaan minyak di 2021 akan rebound sebesar 5,7 juta bph, rekor permintaan minyak tahunan. Sementara itu, laporan bulanan OPEC akan dirilis hari Rabu, setelah para produsen minyak atau yang dikenal OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pemangkasan output hampir mendekati 10 juta bph sampai Juli dan akan meninjau ulang kepatuhan terhadap pemangkasan tersebut setiap bulan. Harga minyak juga mendapat dukungan setelah para produsen minyak AS menurunkan produksi. Energy Information Administration (EIA) Senin lalu memperkirakan adanya penurunan minyak sebesar 93 ribu bph dari produsen minyak di AS. Harga minyak WTI menguat 3,4% menjadi $38,38 dan Brent naik 3,1% menjadi $40,96.
Saham-saham Asia bergerak variatif karena investor dihadapkan pada dua sentimen yaitu reli ekuitas akhir-akhir-akhir ini berkat tanda-tanda bukti pemulihan ekonomi AS, diimbangi dengan kekhawatiran mengenai penyebaran kedua virus corona. Indeks Nikkei terpantau melemah sekitar 0,51, sementara indeks saham berjangka AS terlihat menguat, dengan Dow Jones naik tipis 0,13% dan S&P 500 juga menguat tipis 0,13%.
Fokus Hari Ini : Powell
Powell akan kembali menyampaikan testimoninya untuk kedua lainya di hadapan kongres. Testimoni yang kedua ini kemungkinan masih akan sama dengan testimoni yang pertama bahwa the Fed akan tetap mendukung ekonomi dengan semua alat kebijakan. Selain Powell, ada beberapa data yang layak disimak, diantaranya; Data inflasi dari Inggris, Zona Euro dan Kanada. Kemudian ada data perumahan AS.