Rab. Okt 2nd, 2024

Risalah FOMC Bernada Hawkish, Wall Street Mengalah Turun

Wall Street

Para Eksekutif Fed Pertahankan Sikap Hawkish Meski Menjeda Kenaikan Suku Bunga

Menurut risalah pertemuan tersebut, Fed bersatu setuju untuk mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan Juni sebagai cara untuk mengulur waktu dan menilai apakah diperlukan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Pembuat kebijakan yang mendukung kenaikan mengutip pasar tenaga kerja yang ketat dan relatif sedikit tanda bahwa inflasi melambat menuju sasaran 2% The Fed. Ini sesuai ekespektasi pasar yang juga memperkirakan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga seperempat poin lagi di bulan Juli.

Risalah FOMC Bernada Hawkish, Wall Street Mengalah Turun

Indeks saham AS turun setelah rilis risalah FOMC. Pelemahan juga didukung oleh berita dari China, yang akan mengontrol ekspor beberapa logam yang banyak digunakan dalam industri semikonduktor. Ini aksi balasan Beijing pada Washington setelah AS melarang ekspor microchip berteknologi tinggi ke China. Diyakini bahwa hasil perdagangan sepanjang satu semester pertama ini, dapat menjadi isyarat bahwa di paruh kedua tahun ini akan meningkat lebih tinggi. Dalam satu semester indek S&P 500 naik sekitar 16%, bahkan Nasdaq dan mencatat rekor kenaikan satu semester terbaiknya sejak 1983. Hasil perdagangan di bulan Juli akan cenderung baik di tengah bulan-bulan musim panas yang lemah. Secara fundamental, hal ini didukung oleh harapan bahwa ekonomi AS dapat menghindari resesi. Dalam satu dekade terakhir, kenaikan indek saham di bulan Juli adalah 3,3%.

Risalah FOMC Membantu Dolar AS Menguat Lagi

Indeks dolar AS (DXY) naik 0,32%, pulih dari penurunan moderat seiring dengan kenaikan imbal hasil Obligasi AS. Penurunan saham mendorong permintaan likuiditas dolar, yang kemudian dipercepat setelah rilis risalah FOMC yang bernada hawkish. Secara fundamental, angka pesanan pabrikan AS yang lebih lemah dari perkiraan menjadi faktor bearish untuk dolar. Angka pesanan pabrikan AS di bulan Mei hanya naik 0,3% secara bulan ke bulan, lebih lemah dari ekspektasi yang berharap dapat tumbuh 0,8%. Penguatan ini membuat EUR/USD turun 0,23%. Euro di bawah tekanan data ekonomi yang menunjukkan PPI Zona Euro di bulan Mei turun -1,5% y/y, lebih lemah dari ekspektasi -1,3% y/y dan penurunan terbesar dalam 2-1/2 tahun. PMI komposit Zona Euro di bulan Juni menurut S&P direvisi lebih rendah sebesar -0,4 menjadi 49,9 dari laporan awal 50,3, laju kontraksi tertajam dalam 6 bulan. Melemahnya Euro juga sebagai akibat kebijakan ECB yang dianggap pasar cenderung dovish. Hal ini tentu menjadi factor bearish bagi Euro. Survei menunjukkan ekspektasi inflasi ECB untuk 12 bulan ke depan turun menjadi 3,9%. Namun, ekspektasi inflasi untuk tiga tahun ke depan tidak berubah sebesar 2,5%. USD/JPY naik 0,13%, pelemahan Yen didukung oleh revisi turun 0.2 angka PMI sektor jasa ke 54,0 dari laporan awal 54,2. Yen sempat menguat saat bursa saham global turun di awal perdagangan.

Harga Emas Turun Oleh Penguatan Dolar dan Yield Obligasi AS

Harga emas Agustus turun $2.40 ke $1927.10 per ons, kembali dari posisi tertinggi selama satu minggu setelah dolar AS menguat bersama dengan kenaikan yield Obligasi AS. Emas menguji kembali level kunci $1930 pada awal minggu karena dolar tengah diperdagangkan dalam kisaran terbatas akibat liburan AS dan rilis angka PMI manufaktur AS membawa beberapa bantuan inflasi. Selain itu, prospek kenaikan suku bunga Fed memicu aksi likuidasi tambahan. Namun demikian, penurunan saham global menjadi pijakan beberapa permintaan atas emas sebagai asset safe-haven. Namun risalah FOMC yang hawkish menjadi sandungan, kedepannya pasar akan melihat data pasar tenaga kerja AS.

Harga Minyak Naik Oleh Prospek Ketatnya Pasokan

Harga minyak naik sedikit oleh prospek pasokan yang lebih ketat dengan pengurangan produksi Arab Saudi dan Rusia serta penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Sentimen ini mengimbangi kekhawatiran pasar akan pemulihan permintaan China yang lamban. Harga Brent turun 2 sen menjadi $76,63 pbl pagi ini setelah naik 0,5% di perdagangan sebelumnya. Minyak WTI naik 11 sen di $71,90 pbl setelah naik 2,9%. Kedepannya, WTI diyakini di kisaran $65 – $75 pbl .

Fokus Pasar Hari Ini :

Selain mencerna risalah FOMC, pasar menanti angka klaim pengangguran AS, neraca perdagangan dan juga PMI sektor Jasa oleh ISM. Dolar AS berpeluang melanjutkan penguatan kembali. Sebelumnya, Zona Euro akan merilis angka penjualan ritel secara tahunan yang diperkirakan turun dari (-2.6%) ke (-2.7%) dan berpotensi mendorong Euro turun.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *