Sel. Des 3rd, 2024

Risk-off Akibat Krisisi Ukraina dan Aksi Jual Saham Mendorong Dolar AS Naik

DOLLAR

Ukraina Umumkan Keadaan Darurat

Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu dan meminta warganya di Rusia untuk melarikan diri, sementara laporan serangan dunia maya di beberapa situs web negara menambah ketegangan geopolitik. Sementara Amerika Serikat dan sekutunya meluncurkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas pengakuannya atas dua wilayah separatis di Ukraina timur.

Investor Kehilangan Selera, Aksi Jual Terus Berlanjut Di Bursa Saham

Investor di seluruh dunia kehilangan selera terhadap asset berisiko dimana aksi jual saham terjadi lebih banyak lagi setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat. Perdagangan aset berisiko dan safe-haven terus bergejolak sejak pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina. Indek Dow Jones turun 373,58 poin, atau 1,11%, menjadi 33.223,03; indek S&P 500 turun 62,83 poin, atau 1,46%, ke 4.241,93; dan Nasdaq turun 266,53 poin, atau 1,99%, ke 13.114,99.

Risk-off Akibat Krisisi Ukraina dan Aksi Jual Saham Mendorong Dolar AS Naik

Dolar AS naik karena investor melakukan risk off. Indeks dolar naik 0,161%, dimana euro turun 0,21% ke $ 1,1301. Dolar Selandia Baru melonjak setelah Reserve Bank of New Zealand menaikkan suku bunga dan mengatakan pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan. Kiwi terakhir naik 0,59% versus greenback di $0,677. Kenaikan dolar Selandia Baru, bersama dengan kenaikan harga minyak mentah, juga membantu mata uang terkait komoditas lainnya seperti dolar Kanada dan dolar Australia. Dolar Kanada naik 0,22% versus greenback menjadi 1,27 per dolar sementara dolar Australia naik 0,17% versus greenback di $0,723. Namun, dolar melemah terhadap safe haven lainnya, seperti yen Jepang, yang menguat 0,05% versus greenback menjadi 115,01 per dolar, sementara dolar turun 0,34% versus franc Swiss di $0,918.

Harga Emas Naik, Kondisi Timur Ukraina Makin Memanas

Harga emas menguat di atas $1.900 setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat. Emas di Bursa berjangka AS naik 0,2% pada $1.910,40. Kondisi pasar masih diliputi kekhawatiran. Selain masalah geopolitik ini, pasar juga masih harus menghadapi rencana pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve. Hal ini menjadi sentiment positif bagi harga emas. Disisi lain, kenaikan lebih lanjut dalam imbal hasil Obligasi AS, kemungkinan akan menekan risiko geopolitik yang saat ini dimasukkan ke dalam harga emas.

Fokus Pasar Hari Ini :

Pernyataan Gubernur Bank of England akan menjadi salah satu hal yang perlu mendapat perhatian. Isyarat kenaikan suku bunga lebih lanjut dan rencana pengetatan kebijakan moneter akan memberikan sentimen positif bagi Poundsterling. Sebelumnya, angka inflasi Inggris tentu masih dianggap bisa lebih tinggi, jika data penjualan yang dilaporkan oleh CBI benar-benar mengalami penurunan dari 28 menjadi 26.

Sementara dari AS akan dilaporkan mengenai data awal PDB AS, yang diperkirakan akan naik dari 6.9% menjadi 7%. Klaim Pengangguran juga diperkirakan akan mengalami penurunan angkanya dari 248 ribu menjadi hanya 233 ribu saja. Dua data terakhir ini akan memperkuat data sebelumnya, bahwa inflasi AS, sesuai perkiraan masih akan naik dan tinggi nilainya. Ini akan memberikan sentimen positif bagi Dolar AS.

Sementara Cadangan Minyak mentah AS diperkirakan akan mengalami penurunan pasokan sebanyak 1 juta barel selama sepekan terakhir, yang berbalik dari pasokan sebelumnya sebagaimana dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 1,1 juta barel. Bila demikian, akan menjadi sentimen positif terhadap harga minyak, yang saat ini dalam tren Bullish akibat krisis Ukraina. (LH)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *