Dolar AS Menguat Setelah Solidnya Data Ekonomi AS
Dolar AS pulih dari kerugian hari Rabu setelah laporan varian virus corona Omicron menyebar dan harga minyak turun, memukul mata uang komoditas. Indeks dolar naik 0,1% atas mata uang utama, setelah sempat jatuh 0,3%. Dolar AS naik terhadap dolar Kanada, Australia dan Selandia Baru, kemudian terhadap euro dan pound Inggris. Namun, dolar melemah atas mata uang yen Jepang, yang sering dilihat sebagai safe haven, turun 0,3% menjadi 112,805. Rebound dolar dimulai setelah rilisan data dari Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS meningkat pada November di tengah permintaan yang kuat untuk barang, menjaga inflasi tetap tinggi karena pabrik terus berjuang dengan kekurangan bahan baku terkait pandemi. Data sebelumnya, ADP mencatatkan pertumbuhan di atas ekspektasi, yaitu 534 ribu, menyiratkan solidnya data payroll yang akan dirilis Jumat nanti.
Sempat Naik 0,4%, Pound Kembali Turun
Pound Inggris, seringkali dianggap sebagai mata uang berisiko, turun 0,2% terhadap dolar, setelah sempat naik 0,4%. Pound berusaha pulih setelah mencapai level terendah dalam hampir satu tahun awal pekan ini di tengah kekhawatiran atas efektivitas vaksin terhadap varian Omicron. Dari mata uang lainnya, Dolar Australia turun 0,4% menjadi $0,7103 dan dolar Selandia Baru melemah 0,3% menjadi $0,6805.
Emas Rebound Setelah Jatuh 0,9% di Selasa
Harga emas naik pada perdagangan Rabu di tengah pelemahan dolar AS. Investor memanfaatkan pullback pada sesi sebelumnya untuk membeli emas sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar di tengah kekhawatiran atas dampak varian virus corona Omicron. Harga emas spot naik 0,4% menjadi US$1.780,05 per ons setelah jatuh sebanyak 0,9% pada Selasa setelah pernyataan hawkish ketua The Fed Jerome Powell.
Minyak Melemah Menjelang OPEC+ Meeting, Laporan CDC
Harga minyak kembali melemah hari Rabu setelah CDC mengonfirmasi kasus Omicron di AS. Harga minyak Brent turun 0,2% menjadi $69,08 dan WTI AS turun 0,4% menjadi $65,90 per barel. OPEC dan produsen minyak lainnya akan mengagakan rapat minggu ini. Kelompok yang dikenal dengan OPEC+ ini melihat surplus minyak memburuk menjadi 2 juta barel per hari (bph) pada Januari, 3,4 juta barel per hari pada Februari dan 3,8 juta barel per hari pada Maret tahun depan, sebuah laporan internal yang dilihat oleh Reuters menunjukkan. Beberapa analis memperkirakan OPEC+ akan menghentikan rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari pada Januari. Sebuah survei Reuters menemukan OPEC memompa 27,74 juta barel per hari pada November, naik 220.000 barel per hari dari bulan sebelumnya, tetapi itu di bawah peningkatan 254.000 barel per hari yang diizinkan untuk anggota OPEC berdasarkan perjanjian OPEC+.
Wall Street Anjlok Setelah Pernyataan Powell & Kekhawatiran Omicron
Tiga indeks acuan Wall Street turun lebih dari 1% pada perdagangan Rabu karena kecemasan investor tentang varian virus corona Omicron meningkat, dengan konfirmasi kasus pertama di AS. Pasar juga mencerna komentar The Fed tentang inflasi. Indeks Dow Jones turun 1,34% menjadi 34.022,04, S&P 500 melemah 1,18% menjadi 4.513,04, dan Nasdaq Composite jatuh 1,83% menjadi 15.254,05.
Fokus Hari Ini: OPEC+ Meeting, The Fed
OPEC dan sekutunya, atau dikenal dengan OPEC+ akan menggelar rapatnya hari ini, yang diperkirakan tetap mempertahankan pasokan di 400 ribu barel per hari (bph). Fokus pasar akan tertuju pada sikap OPEC+ di tengah ancaman rilis Cadangan Minyak Strategis (SPR) oleh AS dan negara konsumen minyak lainnya, serta ancaman virus Omicron. Beberapa pejabat The Fed akan tampil di publik, salah satunya Rahael Bostic.