Sterling Alami Penguatan Terbesar Sejak Mei
Sterling naik pada hari Jumat dan membukukan kenaikan mingguan terbesar atas dolar sejak Mei, didorong oleh kombinasi pelemahan dolar dan ekspektasi bahwa Bank of England (BoE) akan menaikkan suku bunga tahun ini. Meningkatnya setimen risk-on turut mendorong sentimen. Pound naik 0,6% terhadap dolar pada $1,3759, setelah mencapai tertinggi dalam sebulan dan di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Mei.
Sentimen Risk-On Meningkat, Dolar AS Melemah
Dolar AS melemah atas mata uang utama lainnya hari Jumat, mengakhiri kenaikan lima minggu beruntun, karena meningkatnya sentimen risk-on, mengurangi permintaan safe-haven. Pasar saham global reli minggu lalu karena meredanya kekhawatiran stagflasi menyusul hasil earning perusahaan AS yang melampaui ekspektasi. Data penjualan ritel AS yang naik 0,7% di September telah mengangkat sentimen. Dolar AS awalnya menguat setelah data tersebut, namun kemudian cenderung melemah dan terakhir turun tipis pada kisaran 93,941. Di minggu lalu, dolar AS turun 0,19%, setelah terapresiasi selama lima minggu sebelumnya, dan mencapai tertinggi satu tahun di 94,563 pada hari Selasa. Dolar AS telah reli sejak awal September di tengah ekspektasi bank sentral AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari perkiraan di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya harga energi.
Emas Melemah Karena Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS, Data Retail Sales AS
Harga emas turun pada hari Jumat karena imbal hasil obligasi AS rebound dan setelah data retail sales AS yang naik melebihi perkiraan di September, merusak status safe-haven emas. Spot emas turun 1,5% menjadi $1.768,38 per ons. Penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada bulan September, mengangkat ekuitas, dan memperpanjang kerugian emas sebagai lindung nilai risiko.
Minyak Naik ke Level Tertinggi 3 Tahun Berkat Kuatnya Permintaan
Harga naik ke level tertinggi tiga tahun hari Jumat, didorong oleh perkiraan defisit pasokan dalam beberapa bulan ke depan karena pelonggaran pembatasan perjalanan terkait Covid-19 memacu permintaan. Brent naik 1% ke US$ 84,86 per barel, sementara WTI AS naik 1,2%, menjadi US$82,28 per barel. Selama sepekan, WTI naik 3,5%, kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Permintaan telah meningkat, dengan dorongan lebih lanjut dari pembangkit listrik yang telah beralih dari gas dan batubara yang mahal ke bahan bakar minyak dan solar. Gedung Putih mengatakan akan mencabut pembatasan perjalanan Covid-19 untuk warga negara asing yang divaksinasi penuh efektif 8 November. Pencabutan pembatasan akan meningkatkan permintaan bahan bakar jet. International Energy Agency (IEA) pada hari Kamis mengatakan, krisis energi diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak sebesar 500.000 barel per hari (bph).
Wall Street Lanjutkan Reli Karena Kuatnya Hasil earning
Tiga indeks utama Wall Street membukukan penguatan tajam di akhir pekan, membuat indeks berada di jalur pengatan selama sepekan. Goldman Sachs melengkapi seminggu laporan pendapatan kuartalan yang kuat untuk bank-bank besar, membuat Wall Street menghijau di Jumat. Pekan lalu, indeks Dow Jones melonjak 1,58% penguatan terbesar sejak 25 Juni. S&P 500 naik 1,82%, dan Nasdaq menguat 2,18%.
Fokus Minggu ini: Hasil Earning, PMI Global, PBoC Meeting & PDB China
Beberapa perusahaan besar akan merilis hasil earning di Q3 minggu ini. Mereka adalah IBM, Netflix, Tesla, Intel, Johnson & Johnson dan P&G. Sementara data ekonomi penting yang akan dirilis adalah survei PMI global. Selain itu, PBoC akan menggelar rapat regularnya, Data penting lainnya adalah output industri dan perumahan AS; Inflasi Inggris, kepercayaan konsumen zona euro dan PDB kuartal ketiga China.