Sen. Nov 11th, 2024

Shanghai Berlakukan Lockdown Parsial, Harga Minyak Kembali Turun

Minyak

ECB Siap Naikkan Suku Bunga Bulan Depan

Bank Sentral Eropa bersiap untuk menaikkan suku bunga bulan depan untuk pertama kalinya sejak 2011 dan karena data inflasi yang tertunda menakuti investor. ECB juga diharapkan melakukan kenaikan suku bunga yang lebih besar pada bulan September. Disisi lain, keputusan ini mengkhawatirkan pasar karena dapat membebani ekonomi zona euro yang tengah bergulat dengan perlambatan pertumbuhan dan lonjakan inflasi.

Dengan inflasi zona euro pada rekor tertinggi 8,1%, ECB telah menandai serangkaian langkah, termasuk mengakhiri program pembelian aset yang sudah berjalan lama pada akhir Juni. ECB menjabarkan rencana untuk menaikkan suku seperempat poin bulan depan dan mungkin setengah poin lagi pada bulan September untuk langkah 50 basis poin pertama dalam 22 tahun. Meski ECB tampaknya sekitar enam bulan di belakang The Fed, setidaknya dalam hal tindakan dan mungkin juga sikap namun ini merupakan sebuah kemajuan.

Bursa Saham AS Turun, Pasar Menunggu Data Akhir Pekan

Bursa Saham AS turun dimana indek S&P 500 dan Nasdaq jatuh lebih dari 2%, karena pasar menunggu rilis indeks harga konsumen AS untuk bulan Mei. Data CPI ini akan sangat dinanti, meskipun sebelumnya laporan ketenagakerjaan secara historis mencapai angka yang penting, tetapi inflasi benar-benar menjadi pusat perhatian. Indek Dow Jones turun 1,94%, Indek S&P 500 turun 2,38% dan Indek Nasdaq turun 2,75%.

Dolar AS Naik, Memukul Kembali Mata Uang Berisiko

Euro turun 0,93% menjadi $ 1,0616 terhadap dolar, karena indeks dolar naik 0,73%. Tetapi imbal hasil obligasi di seluruh Eropa selatan naik tajam setelah ECB menandai serangkaian kenaikan suku bunga di masa depan. ECB merilis perkiraan baru yang menaikkan inflasi tahun ini menjadi 6,8% dari sebelumnya 5,1%, dan memangkas prospek pertumbuhannya menjadi 2,8% dari 3,7% karena tingginya harga energi dan pangan. Kekhawatiran tentang inflasi dan dampaknya terhadap ekonomi melemahkan selera risiko.

Yen Jepang merosot ke level terendah 20-tahun terhadap dolar di 134,55. Divergensi kebijakan yang melebar telah menekan yen, dimana BoJ tetap menjadi salah satu dari sedikit bank sentral global yang belum memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi.

Shanghai Berlakukan Lockdown Parsial, Harga Minyak Kembali Turun

Harga minyak turun setelah Shanghai kembali memberlakukan tindakan penguncian baru. Namun, kenaikan kuat dalam produk olahan mendukung harga minyak mentah mendekati level tertinggi tiga bulan. Harga Brent turun 51 sen menjadi $123,07.

Menunggu Data CPI, Harga Emas Turun

Harga emas mengalami penurunan setelah yield Obligasi naik dan penguatan dolar AS telah meredupkan daya tarik emas sebagai asset safe haven. Harga emas berjangka AS turun 0,2% menjadi $1,852,80.

Fokus Pasar Hari Ini :

Pasar akan menantikan data unggulan hari ini, angka CPI AS. Diyakini akan mengalami kenaikan. Hal ini dapat mendorong penguatan Dolar AS lebih lanjut. Selama berbulan-bulan, pasar telah fokus pada seberapa cepat bank sentral bergerak untuk mengekang inflasi. Investor sekarang memperkirakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu depan, terutama jika data CPI AS mengkonfirmasi pembacaan inflasi yang tinggi. (LH)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *