Dolar AS Rebound Berkat Safe Haven
Dolar AS rebound pada hari Senin, setelah tertekan menyusul data buruknya non-farm payroll AS, didorong oleh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global, yang mendukung daya tarik safe-haven. Sementara laporan pekerjaan yang lemah mengurangi ekspektasi bahwa Federal Reserve AS mungkin akan hawkish pada rapat akhir bulan ini, para analis mengatakan data tersebut adalah pengingat lain dari pertumbuhan global yang kehilangan momentum setelah melambung awal tahun ini. Indeks dolar menguat 0,2% menjadi 92,25. Indeks sempat turun ke ke 91,941, pertama kalinya sejak 4 Agustus pada hari Jumat setelah NFP AS tumbuh meleset dari perkiraan. Data terakhir menunjukkan ekonomi AS dan China merosot dalam beberapa minggu terakhir, sementara survei manufaktur terbaru dari Inggris hingga Jepang menunjukkan peningkatan kasus delta virus corona melemahkan sentimen.
Sterling Terkoreksi dari Level Tertinggi 1 Bulan Atas Dolar AS
Poundsterling melemah pada hari Senin, terkoreksi dari level tertinggi satu bulan atas dolar dan tertinggi satu minggu terhadap euro, karena tanda-tanda pemulihan ekonomi reopening pasca-lockdown mulai memudar. Di Jumat, sterling sempat menguat, namun pergerakan selanjutnya lesu karena trader menunggu isyarat lebih lanjut tentang ekonomi Inggris dan arah kebijakan Bank of England (BoE).
Emas Koreksi Karena Dolar AS Rebound
Harga emas melemah pada hari Senin karena dolar menguat, namun taruhan bahwa The Fed akan memperlambat penarikan stimulus, membuat emas mendekati level tertinggi 2,5 bulan. Spot emas turun 0,2% menjadi $1,822,86 per ons. Pada hari Jumat, harga mencapai level tertinggi sejak 16 Juni di $1,833,80. Perdagangan cenderung sepi karena pasar AS tutup dalam rangka Hari Buruh.
Minyak Turun Setelah Pernyataan Saudi Aramco
Harga minyak melemah pada hari Senin setelah Arab Saudi melakukan pemotongan tajam terhadap harga kontrak minyak mentah untuk kawasan Asia guna menghidupkan kembali kekhawatiran atas prospek permintaan. Minyak Brent turun 0,5% menjadi US$ 72,22 per barel dan WTI AS turun 40 sen menjadi US$ 68,89 per barel. Sentimen pemberat minyak datang dari pernyataan Saudi Aramco yang memberi tahu pelanggan bahwa mereka akan memotong harga jual resmi atau oficial selling prices (OSP) bulan Oktober untuk semua kadar minyak mentah yang dijual ke Asia. Pemotongan OSP ini, setidaknya US$ 1 per barel. Pemotongan harga ini lebih besar dari perkiraan, menurut jajak pendapat Reuters dari penyulingan Asia. Namun, pelemahan harga mampu dibatasi oleh kekhawatiran bahwa pasokan AS akan tetap terbatas setelah Badai Ida yang melanda Negeri Paman Sam di pekan lalu.
Nikkei Reli Setelah PM Suga Mengundurkan Diri dari Pencalonan Ketua Partai
Indeks Nikkei Jepang reli setelah pengunduran diri Perdana Menteri Yoshihide Suga dari kandidat ketua partai, dengan indeks Topix melonjak ke tertinggi 31 tahun. Suga mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali pada pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) bulan ini dan akan mundur, menyiapkan panggung untuk perdana menteri baru.
Fokus Hari ini: RBA Meeting, ZEW Jerman & PDB Zona Euro
Hari ini Reserve Bank of Australia (RBA) akan menggelar rapatnya, yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di 0,1%. Fokus pasar akan tertuju pada rencana pengumuman tapering RBA yang sebesar AUD$
5 milar menjadi AUD$ 4 miliar. Jika RBA tetap pada pendiriannya dalam hal tapering, bisa semakin mendorong kenaikan AUDÆ’USD. Fokus pasar lainnya adalah ZEW jerman dan PDB zona euro.