Sterling Sentuh Level Tertinggi 1 Tahun
Pound Inggris melanjutkan reli menuju $1,27, level terkuatnya sejak April 2022, setelah data ekonomi terbaru membuat para trader meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan Bank of England (BoE). Menurut data PDB bulanan, ekonomi Inggris berekspansi 0,2% di bulan April. Selain itu, angka inflasi dan ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan menambah tekanan pada BoE untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga lanjutan sebagai respon terhadap tekanan harga yang persisten. Meskipun inflasi turun menjadi 8,7% di bulan April, inflasi masih jauh di atas target Bank of England sebesar 2%, sementara pertumbuhan upah meningkat menjadi 7,2% dan pasar tenaga kerja tetap ketat. Para investor saat ini memprediksi bahwa suku bunga kebijakan Inggris akan mencapai puncaknya di 5,00% pada akhir Agustus, melampaui ekspektasi 4,50% yang sebelumnya diproyeksikan di bulan Mei.
The Fed Tahan Suku Bunga di Kisaran 5—5,25%
The Fed mempertahankan suku bunga di 5%-5,25%, seperti yang diperkirakan, namun mengisyaratkan bahwa suku bunga dapat naik menjadi 5,6% pada akhir tahun ini apabila perekonomian dan inflasi tidak melambat lebih jauh. Ini adalah jeda pertama dalam kampanye pengetatan setelah sepuluh kali kenaikan beruntun yang mengangkat suku bunga pinjaman sebesar 500bps ke level tertinggi sejak September 2007.
Emas Pangkas Penguatan Setelah The Fed Mengisyaratkan Kenaikan Suku Bunga Lanjutan
Emas pangkas penguatan pada hari Rabu setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tidak berubah, seperti yang diperkirakan, tetapi mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut pada tahun ini. Emas spot naik 0,3% pada $1.949,89 per ons. The Fed, dalam proyeksi ekonomi yang baru, mengisyaratkan bahwa ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan dan penurunan inflasi yang lebih lambat akan menyebabkan kemungkinan kenaikan suku bunga pinjaman sebesar setengah poin persentase pada akhir tahun ini.
Minyak Turun Karena Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga The Fed
Harga minyak turun 1,5% pada hari Rabu setelah The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga lagi tahun ini, membuat pasar khawatir mengenai permintaan hanya beberapa jam setelah data pemerintah menunjukkan kenaikan besar yang tidak terduga dalam stok minyak mentah AS. Minyak Brent ditutup turun 1,5%, pada $73,20 per barel, sementara WTI AS ditutup turun 1,7%, pada $68,27. Kenaikan suku bunga menguatkan dolar, membuat komoditas dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Sementara itu, Stok minyak mentah AS naik sekitar 8 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Juni, menurut data dari Energy Information Administration (EIA). Para analis memperkirakan penurunan sebesar 500.000 barel. Stok bensin dan diesel juga naik melebihi perkirakan.
Wall Street Mix Setelah Hasil Rapat FOMC
Dow Jones ditutup turun lebih dari 230 poin pada hari Rabu, sementara S&P 500 dan Nasdaq berakhir naik hampir 0,1% dan 0,4% setelah The Fed mempertahankan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Maret 2022 seperti yang diperkirakan. Pejabat Fed membutuhkan waktu untuk menilai sikap kebijakan tentang bagaimana hal itu mempengaruhi inflasi dan ekonomi, sembari mengisyaratkan dua kenaikan suku bunga lagi pada akhir 2023, memupus harapan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga lebih lama.
Fokus Hari Ini : ECB Meeting, Jobless Claims & Retail Sales AS
Hari Ini Bank Sentral Eropa (ECB) akan memutuskan kebijakan suku bunga, yang diperkirakan naik 25 bps menjadi 4% dari 3,75%. Pasar juga akan mencermati konferensi pers ECB, yang kemungkinan akan hawkish sehingga bisa menguatkan euro. Fokus pasar lainnya adalah serangkaian data ekonomi AS, termasuk jobless claims, yang diperkirakan turun 246 ribu dan retail sales, yang diperkiraan kontraksi 0,2% di bulan Mei.