Rab. Jan 22nd, 2025

Tiga indeks utama Wall Street melemah kemarin

Dollar jatuh ke level terendah dua tahun kemarin karena pelaku pasar terus menjual dollar di tengah ekspektasi bahwa dengan menngkatnya jumlah kasus virus corona, akan membuat sulit bagi ekonomi AS untuk mengungguli ekonomi negara lainnya. Bertolak belakang, mata uang euro naik ke level tertinggi sejak Oktober 2018 setelah menembus level psikologi $1600 dan naik dalan lima hari berturut-turut, masih didukung oleh euforia kesepakatan Dana Pemulihan Uni Eropa. Dollar semakin tertekan ketika data yang menunjukkan jobless claims AS naik untuk pertama kalinya dalan empat bulan karena meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Jobless claims AS naik 1,416 ribu minggu lalu, setelah turun 1,307 ribu di minggu sebelumnya. Angka tersebut di atas estimasi analis, yang memerkirakan penurunan 1,300 ribu. Indeks dollar, yang mengukur bobot dollar atas enam mata uang utama dunia lainnya melemah 0,3% menjadi 94,725.

Sterling terkikis penguatannya kemarin setelah perundingan Brexit kembali berakhir tanpa adanya kemajuan yang signifikan. Inggris dan UE mengatakan bahwa pembicaraan masih menemui jalan buntu dan masih jauh untuk mencapai kesepakatan pasca Brexit. Ketua Negosiator UE Michel Barnier menuduh Inggris “tidak mau memecahkan deadlock dan memperingatkan bahwa kesepakatan Brexit kemungkinan tidak terjadi.

Harga emas terus bergerak naik, karena para investor terus memilih aset safe-haven ini di tengah merebaknya jumlah kasus pandemi COVID-19. Harga emas berjangka diperdagangkan pada kisaran $1.897,70 per osn, melewati rekor penutupan $1.891,90 yang diraih pada Agustus 2011. Demand terhadap lindung nilai meningkat sepanjang tahun ini karena para investor khawatir terjadinya resesi yang lebih lama dari yang diperkirakan, memicu pelarian dana dari saham dan obligasi.

Harga minyak berbalik turun di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi akan berjalan lama setelah data yang menunjukkan jobless claims AS menunjukkan peningkatan dan lonjakan jumlah kasus virus corona di AS. Data semalam menunjukkan jobless claims AS naik untuk pertama kalinya sejak bulan menjadi 1,416 juta, menunjukkan bahwa gelombang PHK meningkat lagi, setelah dalam tiga bulan terakhir melambat. Data-data tersebut kemudian diikuti oleh data lain yang menunjukkan meningkatnya jumlah kematian di AS akibat virus corona. Korban jiwa mencapai 1,100 pada hari Rabu. Semakin memperberat sentimen, keteganan baru AS-China setelah Washington memberikan waktu 72 jam bagi Beijing untuk menutup konsulatnya di Houston setelah tuduhan kegiatan mata-mata. Analis memangkas perkiraan permintaan minyak karena melonjaknya jumlah kasus virus corona.

Tiga indeks utama Wall Street melemah kemarin, dipicu oleh saham-saham teknologi. Aksi jual terjadi setelah grup pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc menghadapi investigasi perlindungan konsumen di beberapa negara bagian AS. Harga saham Apple merosot 4,6% pada akhir perdagangan. Indeks Dow Jones melemah 1,31%, S&P 500 melemah 1,23% dan Nasdaq Compostite anjlok 2,29%

Fokus Hari ini: PMI Manufaktur dan Jasa
Negara-negara maju akan merilis data PMI, baik dari sektor manufaktur maupun jasa. Jika dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya, terlihat ada perbaikan angka pada data tersebut. Setelah dibukanya kembali ekonomi, PMI manufaktur dan jasa di beberapa negara mulai mengalami ekspansi. PMI manufacturing zona euro misalnya, diperkirakan tumbuh 52,0, begitu juga PMI sektor jasa diperkirakan tumbuh 51,4.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *