Pasar Khawatirkan Penguncian Di Shanghai Akan Ganggu Pemulihan Ekonomi Global
Penguncian baru di Shanghai, China untuk mengekang penyebaran virus corona, memicu kekhawatiran pasar. Salah satunya adalah permintaan bahan bakar diperkirakan dapat kembali terpukul mengingat Shanghai menyumbang sekitar 4% dari konsumsi minyak China. Lockdown telah mengurangi konsumsi bahan bakar transportasi di China ke titik di mana beberapa penyulingan independen mencoba menjual kembali minyak mentah yang dibeli untuk pengiriman selama dua bulan ke depan. Melemahnya permintaan minyak global diperkirakan akan bertahan hingga April dan Mei, mengutip ketegangan Rusia-Ukraina, harga minyak yang tinggi, dan situasi COVID-19 di China.
Wall Street Melonjak Setelah Rusia Kirim Sinyal Kurangi Agresi Militernya
Indeks saham AS melonjak setelah janji Rusia untuk secara drastis memotong aktivitas militer di sekitar ibukota Ukraina Kyiv dan juga Chernihiv saat berunding dengan Ukraina di Istambul. Kenaikan di Wall Street – dibantu oleh data yang menunjukkan naiknya kembali kepercayaan konsumen AS pada bulan Maret. Hasil ini tercatat sebagai kenaikan empat hari berturut-turut. Dow Jones melonjak 0,97%, S&P 500 melonjak 1,23%, dan Nasdaq naik 1,8%. Ketiga indeks utama S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq berada di jalur untuk mengakhiri Maret lebih tinggi. Namun, mereka juga akan mencatat awal terburuk mereka untuk satu tahun dan bahkan setiap kuartal sejak awal 2020 ketika pecahnya pandemi virus corona mendatangkan malapetaka di pasar keuangan.
Perundingan Rusia – Ukraina Berhasil Mengurangi Daya Tarik Dolar AS Sebagai Safe Haven
Dolar AS jatuh karena kemajuan dalam perundingan damai antara Rusia – Ukraina mengangkat Euro dan mengurangi daya tariknya sebagai mata uang safe-haven. Rusia berjanji akan mengurangi operasi militer, sementara Kyiv mengusulkan untuk mengadopsi status netral. Ini merupakan tanda-tanda pertama kemajuan menuju negosiasi perdamaian. Indek Dolar AS turun 0,596% menjadi 98,496 Euro naik 0,81% pada $ 1,1076, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 17 Maret. Greenback turun 0,89% terhadap yen menjadi 122,83 yen.
Meski Sinyal Resesi Muncul, Harga Emas Masih Turun Oleh Penurunan Eskalasi Rusia – Ukraina
Sinyal resesi muncul di depan dan tengah karena bagian kunci dari kurva imbal hasil AS terbalik dan pasar emas mundur kembali ke bawah level $1.920 per ons. Pasar masih mencerna janji Rusia untuk mengurangi serangannya terhadap Ukraina dan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker yang menyatakan resesi di AS dapat dihindari. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak April berakhir dengan turun lebih dari $20 hari ini, terakhir diperdagangkan pada $1.917,90 dan sempat turun sebentar di bawah level $1.900 per ons.
Harga Minyak Turun Meski Belum Ada Kesepakatan Dari Rusia – Ukraina
Harga minyak turun 2% saat berlangsung perundingan Rusia – Ukraina yang konstruktif. Meski demikian, harga bereaksi naik saat perwakilan Rusia memperingatkan bahwa Rusia memang berjanji untuk mengurangi operasi militernya, namun tidak mewakili gencatan senjata dan kesepakatan formal dengan Kyiv sendiri dianggapnya masih panjang. Atas perkembangan ini, diyakini bahwa situasi ini masih akan meerlukan waktu, tidak sekejap akan hilang begitu saja. Harga Brent turun $2,25, atau 2%, menjadi $110,23 per barel. Harga telah turun 7% pada hari Senin dan turun sebanyak 7% lagi pada awal hari Selasa sebelum memantul dari posisi terendah.
Fokus Pasar Hari Ini :
Yen akan menjadi sorotan, data ekonomi menunjukkan adanya penurunan angka penjualan ritel yang signifikan dari 1.1% menjadi minus 0.8% dari tahun ke tahun. Ini menujukkan bahwa inflasi telah menghantam daya beli konsumen ritel di Jepang. Begitu juga dengan Kiwi, yang berpotensi mengalami tekanan setelah indek kepercayaan bisnis di Selandia Baru menurun menjadi minus 41,9. Di Sesi Eropa, pasar akan menantikan pernyataan dari Presiden ECB Cristine Lagarde dan dari MPC Bank of Englan. Pernyataan dari SNB juga perlu mendapat perhatian terkait dengan perdagangan Swiss Franc. Puncak agenda hari ini adalah data pengangguran AS yang akan dirlis oleh ADP. Diperkirakan akan mengalami penurunan. Hal ini akan mengkonfirmasi inflasi dan mendorong Dolar AS menguat. Waspadai penurunan pasokan minyak mentah AS, yang dapat membawa harga minyak berbalik naik kembali. (LH)