Sen. Feb 10th, 2025

Wall Street Catatkan Penurunan Bulanan di Tengah Kekhawatiran Suku Bunga AS

Dolar AS Kembali Menguat Berkat Prospek Kenaikan Suku Bunga The Fed

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap major currencies dalam perdagangan yang berombak pada hari Selasa, berada di jalur untuk kenaikan bulanan pertama sejak September di tengah prospek bahwa suku bunga The Fed akan tetap tinggi untuk beberapa waktu karena inflasi masih tetap panas, sementara kekhawatiran akan resesi membuat para investor masih terus waspada. Data optimis baru-baru ini, seperti laporan ketenagakerjaan yang solid di bulan Januari, membantu rally greenback di bulan Februari di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve harus menaikkan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama dari yang diperkirakan pasar sebelumnya untuk memerangi inflasi. Indeks dolar, naik 0,22% menjadi 104,88 dan berada di jalur untuk kenaikan bulanan sebesar 2,7% sepanjang Februari.

Loonie Melemah Setelah Data PDB Kanada yang Mengecewakan

Dolar Kanada melemah atas dolar AS hari Selasa setelah rilis data PDB yang mengecewakan yang memperkuat spekulasi bahwa BoC akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam keputusan kebijakan minggu depan. Ekonomi Kanada mencatat pertumbuhan nol dalam tiga bulan terakhir tahun 2022, jauh di bawah ekspektasi, meskipun aktivitas ekonomi kemungkinan besar pulih dengan kenaikan 0,3% di Januari.

Emas Catatkan Penurunan Bulanan Terbesar Sejak Juni 2021

Harga emas naik di Selasa, namun mencatat penurunan bulanan terbesar sejak Juni 2021 karena penguatan dolar dan kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed membebani daya tariknya. Harga emas menyentuh level tertinggi sejak April 2022 pada awal Februari, tetapi kemudian berbalik arah dan turun lebih dari 5% sepanjang bulan ini setelah data ekonomi yang kuat mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga.

Minyak Naik Berkat Harapan Permintaan Yang Kuat Dari China

Harga minyak naik hampir 2% pada hari Selasa, menghapus kerugian pada sesi sebelumnya, karena harapan untuk rebound ekonomi yang kuat di China mengimbangi kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS yang menyeret turun konsumsi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini. Minyak mentah berjangka Brent naik 1,8%, pada $83,89 per barel, sementara WTI AS naik 1,8%, menjadi $77,05 per barel. Di bulan Februari, Brent turun sekitar 0,7%, sementara WTI turun sekitar 2,5%. Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan, dengan pasar menunggu data-data penting dalam dua hari ke depan. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa aktivitas manufaktur di negara China ini akan tumbuh di Februari. Harga minyak diperkirakan akan naik di atas $90 per barel menjelang paruh kedua tahun 2023 karena pulihnya permintaan China dan produksi Rusia turun, menurut survei Reuters hari Selasa. Demikian pula, analis minyak JPMorgan mempertahankan perkiraan harga rata-rata 2023 untuk Brent pada $90 per barel. Namun, kenaikan akan dibatasi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed.

Wall Street Catatkan Penurunan Bulanan di Tengah Kekhawatiran Suku Bunga AS

Saham berjangka AS turun hari Rabu setelah mencatat penurunan bulanan, karena para investor mereposisi prospek kenaikan suku bunga AS. Di Februari, Dow turun 4,19%, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 2,61% dan 1,11%. Kerugian tersebut terjadi setelah data ekonomi AS yang lebih kuat memperkuat argumen bahwa Federal Reserve harus mengetatkan kebijakan lebih lanjut untuk menjinakkan inflasi.

Fokus Hari Ini : Inflasi & PDB Australia, PMI Global & Pidato Bailey

Australia telah merilis serangkaian data ekonominya, diantaranya CPI tahunan yang naik 7,4% di Januari, lebih rendah bila dibanding bulan sebelumnya sebesar 8,4%, serta PDB yang tumbuh hanya 0,7% (Q4). Fokus berikutnya akan tertuju pada angka PMI global, yang akan menunjukkan seberapa sehat kondisi di negara- negara tersebut. Selain itu, ada pidato gubernur BoE Andrew Bailey dan data cadangan minyak AS versi EIA.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *