Dolar Raih Level Tertinggi 3 Bulan, Fokus ke Payroll
Dolar AS mencapai level tertinggi tiga bulan hari Kamis, namun diperdagangan pada kisaran sempit karena investor menanti data nonfarm payrolls AS hari Jumat, untuk mencari petunjuk apakah The Fed akan mulai mengurangi stimulus moneter lebih cepat dari perkiraan. Indeks dolar AS menguat 0,2% menjadi 92,572. Di bulan Juni indeks dolar mencatat kinerja bulanan terbaiknya sejak November 2016, sebagian didorong oleh pergeseran hawkish tak terduga dari pertemuan The Fed awal Juni lalu. Proyeksi Fed yang dirilis setelah pertemuan FOMC Juni menggambarkan dua kenaikan suku bunga pada akhir 2023. Gencarnya vaksinasi yang mengarah pada aktivitas ekonomi yang lebih kuat telah membantu pemulihan AS dari pandemi, mendorong ekspektasi bahwa The Fed dapat mulai keluar dari kebijakan moneter super longgar, positif untuk dolar. Dollar juga menguat setelah data jobless claims AS yang turun di bawah perkiraan.
Sterling Jatuh Setelah Pernyataan Bailey
Sterling jatuh ke level teredah sejak April hari Kamis setelah Gubernur Bank of England Andrew Bailey memperingatkan terhadap reaksi berlebihan terhadap kenaikan inflasi di Inggris. Bailey mengatakan dalam pidato tahunannya di Mansion House bahwa penting untuk memastikan bahwa pemulihan tidak dirusak oleh pengetatan moneter prematur, karena kenaikan inflasi kemungkinan hanya bersifat sementara.
Emas Rebound Setelah Anjlok 7% di Juni
Emas menguat pada hari Kamis setelah penurunan lebih dari 7% pada bulan Juni mendorong beberapa trader untuk melakukan buy on dip di tengah kekhawatiran atas varian Delta dari virus corona. Namun, pergerakan dibatasi oleh kekhawatiran atas data payroll AS hari Jumat dan penguatan dolar. Spot emas naik 0,2% menjadi $1.773,09 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup naik 0,3% pada $1.776,80.
Harga Minyak Menguat Setelah OPEC+ Menunda Pembicaraan Pasokan
Harga minyak naik sekitar 2% pada hari Kamis di tengah indikasi bahwa produsen OPEC+ dapat meningkatkan produksi lebih lambat dari yang diharapkan dalam beberapa bulan mendatang, sementara meningkatnya permintaan bahan bakar global menyebabkan pasokan mengetat. Minyak Brent menetap di
$75,84 per barel 1,6%, sementara WTI AS menetap di $75,23 per barel, 2,4%. OPEC+ terpaksa menunda keputusan bulannya tentang produksi minyak setelah Uni Emirat Arab memblokir kesepakatan pada menit terakhir. Mereka akan kembali mengatakan rapat pada hari Jumat. Sumber OPEC+ mengatakan sebelumnya bahwa kelompok itu diperkirakan akan meningkatkan produksi sebesar 0,4 juta barel per hari per bulan dari Agustus hingga Desember 2021. Jika OPEC+ tidak dapat mencapai kesepakatan, hal itu meningkatkan kemungkinan harga minyak mentah melonjak lebih tinggi dan menambah tekanan inflasi yang meningkat.
Wall Street Kompak Menguat, S&P 500 Cetak Rekor Keenam Kali
Tiga indeks saham utama Wall Street kompak menguat, dengan S&P 500 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dalam enam sesi berturut-turut pada Kamis, didukung oleh data ekonomi yang optimistis dan reli berbasis luas. Indeks Dow Jones naik 0,38%, S&P 500 naik 0,52% dan Nasdaq 0,13%. Investor saat ni akan fokus pada rilis data ketenagakerjaan AS yang dirilis hari ini.
Fokus Hari ini: Data Ketenagakerjaan AS
Data yang dinanti oleh pelaku pasar akan dirilis hari ini, yaitu data ketenagakerjaan AS. Laporan nonfarm payrolls bulan Juni diperkirakan menunjukkan bahwa ekonomi menambahkan 700.000 pekerjaan baru, dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,7% dari 5,8%. Solidnya data ketenagakerjaan AS tersebut bisa mengkonfirmasi bahwa the Fed akan segera mengetatkan kebijakan moneternya, positif buat dolar AS.