Dolar AS Menguat Berkat Safe Haven, Prospek Tapering
Dolar AS menguat hari Senin karena melonjaknya harga energi mendorong investor untuk mencari safe haven, dengan greenback mencapai level tertinggi hampir tiga tahun atas yen di tengah ekspektasi The Fed akan mengumumkan tapering bulan depan. Harga minyak melonjak ke level tertinggi multi-tahun, didorong rebound permintaan global. Kekhawatiran bahwa kenaikan harga dapat memperburuk rantai pasokan global, melemahkan Wall Street. Pasar fix income AS tutup pada hari Senin, namun imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi empat bulan di 1,617% pada hari Jumat, bahkan setelah data menunjukkan ekonomi AS menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam sembilan bulan pada bulan September, meleset dari perkiraan. Namun, data untuk Agustus direvisi naik tajam dan tingkat pengangguran turun ke level terendah 18-bulan, membuka ruang The Fed untuk mengurangi stimulus-nya.
Pound Akhirnya Melemah, Loonie Naik ke Level Tertinggi 2 bulan
Pound Inggris sempat naik di sesi awal perdagangan London di tengah meningkatnya ekspektasi Bank of England (BoE) dapat menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi, tetapi kemudian ditutup turun 0,08% pada $1.3607 karena kekhawatiran harga energi. Sementara tingginya harga minyak melambungkan loonie, yang naik ke level tertinggi 2 bulan. Data payroll Kanada Jumat lalu turut mendorong sentimen loonie.
Emas Melemah Karena Penguatan Dolar AS
Harga emas melemah pada hari Senin, tertekan oleh reli dolar di tengah taruhan bahwa Federal Reserve AS tidak akan menunda pengurangan stimulus, meskipun ekspektasi stagflasi membatasi kerugian dalam lindung nilai inflasi. Spot emas turun 0,1% menjadi $1.754,54. Dolar AS naik 0,3%, meredupkan daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Minyak Melesat Berkat Rebound Permintaan
Harga minyak melesat ke level tertinggi beberapa tahun hari Senin, didorong rebound permintaan global yang telah berkontribusi pada kekurangan listrik dan gas di ekonomi utama seperti China. Minyak Brent naik 1,5%, menjadi di US$83,65 per barel dan WTI AS naik 1,5%, menjadi $80,52, setelah menyentuh level tertinggi sejak akhir 2014 di US$82,18. Laju pemulihan ekonomi dari pandemi telah meningkatkan permintaan energi pada saat produksi minyak melambat karena pengurangan dari negara-negara produsen selama pandemi. Seorang pejabat pemerintah AS hari Senin mengatakan Gedung Putih mendukung seruannya kepada negara-negara penghasil minyak untuk “melakukan lebih banyak” dan mereka memantau dengan cermat harga minyak dan bensin. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau dikenal sebagai OPEC+, telah menahan diri untuk tidak meningkatkan pasokan bahkan ketika harga telah naik.
Wall Street Melemah Jelang Laporan Pendapatan
Wall Street melemah pada hari Senin, karena investor khawatir menjelang musim pelaporan pendapatan kuartal ketiga. Masalah rantai pasokan dan biaya energi yang lebih tinggi serta hal-hal lain telah memicu kekhawatiran tentang pelaporan pendapatan, yang akan dimulai dengan hasil JPMorgan Chase & Co pada hari Rabu. Indeks Dow Jones turun 0,72%, S&P 500 melemah 0,69% dan Nasdaq jatuh 0,64%.
Fokus Hari ini: Data Ketenagakerjaan Inggris, Survei ZEW dan Pidato Pejabat The Fed
Serangkaian data ekonomi dan komentar pejabat bank sentral akan mewarnai pergerakan pasar keuangan hari ini. Di Eropa, Inggris akan merilis data tenaga kerja, dimana tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 4,5% di bulan Agustus. Kemudian di zona euro, akan dirilis survei ZEW bulan Oktober. Di AS, akan dirilis data lowongan pekerjaan, serta Pidato dari Richard Clarida Raphael Bostic dari The Fed.