Kam. Okt 3rd, 2024

Wall Street Melemah Setelah Data PPI AS Naik Melebihi Perkiraan

Dolar AS Menjelang FOMC Dan ECB Meeting

Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada hari Selasa setelah rebound dari penurunan yang hampir menghapus kenaikannya dari hari sebelumnya karena pasar menilai kebijakan bank sentral utama antara memerangi inflasi atau mengangkat ekonomi dari pandemi. Indeks dolar AS yang mengukur mata uang terhadap mata uang utama naik 0,2% pada 96,5520 setelah sebelumnya menyerahkan sebagian besar kenaikan Senin sebesar 0,3%. Rebound terjadi sebagian besar dengan mengorbankan euro karena pasar mencerna data inflasi AS yang naik di luar perkiraan, yang dapat mendorong suku bunga AS jauh lebih tinggi dan lebih cepat daripada di Eropa. Daya tarik safe-haven dolar juga meningkat karena indeks saham jatuh di Amerika Serikat dan Eropa, dan karena minyak turun karena perkiraan bahwa varian Omicron yang menyebar dari virus corona akan mengurangi permintaan global.

Sterling Menguat Atas Euro, Kekhawatiran Omicron Batasi Kenaikan

Sterling menguat atas euro kemarin, namun tetap dalam range trading baru-baru ini karena ketidakpastian di sekitar varian Omicron dari COVID-19 membatasi dampak pasar dari data pekerjaan Inggris yang kuat. Sejak kasus Omicron pertama terdeteksi pada 27 November di Inggris, PM Inggris telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat, meski mendapat tantangan di antara anggota parlemen Konservatif.

Emas Anjlok 1% Setelah Data PPI AS

Emas turun lebih dari 1% pada hari Selasa setelah lonjakan harga produsen (PPI) AS memicu ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan menjelang FOMC meeting. Spot emas turun 0,9% menjadi $1.771,66 per ons. PPI AS naik melebihi perkiraan pada bulan November karena kendala pasokan terus berlanjut, mendukung pandangan bahwa inflasi dapat tetap tinggi untuk beberapa waktu.

Minyak Melemah Karena Prospek Permintaan, Penguatan Dolar AS

Harga minyak berjangka turun menuju $73 per barel pada hari Selasa setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan varian virus corona Omicron akan menghambat pemulihan permintaan global. IEA menurunkan perkiraan untuk permintaan minyak tahun ini dan berikutnya masing-masing sebesar 100.000 bph) sebagian besar karena perkiraan pukulan terhadap penggunaan bahan bakar jet dari pembatasan perjalanan baru. Sementara itu, Bank Pembangunan Asia kemarin memangkas perkiraan pertumbuhan untuk negara berkembang Asia untuk tahun ini dan selanjutnya untuk mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh varian tersebut, yang juga dapat menghambat permintaan minyak. Tekanan minyak bertambah karena penguatan dolar AS menyusul Data AS yang menunjukkan PPI di level tertinggi 11 tahun, memperkuat ekspektasi pasar tentang pengurangan stimulus The Fed yang lebih cepat.

Wall Street Melemah Setelah Data PPI AS Naik Melebihi Perkiraan

Wall Street melemah pada perdagangan Selasa data menunjukkan indeks harga produsen (PPI) naik lebih melebihi perkiraan di November, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve pekan ini akan mengumumkan penghentian tapering yang lebih cepat. Indeks Dow Jones turun 0,20% ke 35.544,18, S&P 500 turun 0,75% ke 4.634,09 dan Nasdaq Composite turun 1,14% menjadi 15.237,64.

Fokus Hari Ini : FOMC Meeting, Data Inflasi Inggris

Semua mata akan tertuju pada hasil rapat FOMC yang akan dirilis Kamis dini hari. The Fed diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga pada level 0,25%. Namun, yang akan jadi sorotan pasar  adalah pernyataan The Fed mengenai percepatan tapering dan prospek kenaikan suku bunga. Pasar juga akan mencermati proyeksi ekonomi terbaru dari The Fed. Fokus pasar lainnya adalah data inflasi Inggris.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *