Rab. Des 6th, 2023
Wall Street

Bursa Saham Global Reli dan Dolar AS Mundur Setelah Kenaikan Suku Bunga The Fed

Saham global menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS terkoreksi dari level tertinggi multi- tahun hari Rabu karena investor menyambut keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga 75 bps, kenaikan terbesar sejak 1994. Investor tampak lega bahwa The Fed telah memenuhi ekspektasi pasar bahwa ia akan bertindak agresif untuk menjinakkan lonjakan inflasi, dan tampaknya untuk saat ini merasa nyaman dengan proyeksi The Fed bahwa ekonomi kemungkinan akan melambat dalam dua tahun ke depan. Beberapa menit setelah kenaikan suku bunga yang sudah diantisipasi oleh pasar, saham pada awalnya memangkas keuntungan karena investor khawatir tentang prospek kebijakan moneter yang lebih ketat yang bisa mendorong ekonomi ke dalam resesi. Tetapi pada sore hari di New York, investor telah mengesampingkan kekhawatiran pertumbuhan, dan sebaliknya mengambil pandangan bahwa ekonomi akan lebih baik dalam jangka panjang jika Fed berhasil mengendalikan inflasi saat ini.

Euro Menguat Setelah Keputusan ECB

Euro menguat atas dolar AS setelah ECB memutuskan untuk mempercepat penyelesaian desain instrumen anti-fragmentasi baru yang bertujuan untuk mencegah lonjakan yang tidak beralasan dalam imbal hasil obligasi kawasan euro selama pertemuan darurat pada 15 Juni 2022. Pembuat kebijakan juga memutuskan untuk menerapkan fleksibilitas dalam menginvestasikan kembali penebusan yang akan jatuh tempo di Portofolio PEPP, dalam rangka menjaga berfungsinya mekanisme transmisi kebijakan moneter.

Emas Naik Setelah Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS Mundur

Emas menguat hari Rabu karena dolar dan imbal hasil Treasury AS mundur setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994 dan menandai risiko ekonomi. The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 bps untuk membendung lonjakan inflasi dan memproyeksikan ekonomi yang melambat dan meningkatnya pengangguran dalam beberapa bulan ke depan. Spot emas naik 1,4% ke $1.833,42.

Minyak Melemah Setelah Keputusan The Fed, Kenaikan Produksi Minyak AS

Harga Minyak mentah berjangka WTI turun lebih dari 3% menjadi $ 115 per barel pada hari Rabu, setelah kenaikan suku bunga The Fed terbesar sejak 1994 dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga lanjutan, serta merevisi turun prospek pertumbuhan AS untuk 2022, 2023 dan 2024 Di awal sesi, harga minyak sudah jatuh dan semakin menjauh dari level tertinggi mingguannya di $123,7 per barel setelah data EIA menunjukkan lonjakan tak terduga dalam produksi minyak mentah AS yang mencapai level tertinggi sejak April 2020. Juga, International Energy Agency (IEA) memperingatkan tentang konsumsi yang lemah dan peningkatan persediaan global di tengah memburuknya prospek pertumbuhan dan inflasi sambil memperingatkan bahwa permintaan minyak hanya akan mencapai tingkat pra-pandemi pada tahun 2023.

Wall Street Menguat Setelah FOMC Meeting

Indeks Saham AS kembali menguat pada hari Rabu, dengan Dow ditutup naik 303 poin, S&P 500 naik 1,5% dan Nasdaq naik 2,5%, setelah Federal Reserve meningkatkan pertempurannya untuk melawan inflasi. The Fed menaikkan suku bunga 75bps dan mengisyaratkan langkah serupa bisa terjadi pada rapat berikutnya.

Fokus Hari Ini :Data Ketenagakerjaan Australia, SNB & BoE Meeting

Pagi ini Australia akan merilis data tenaga kerja, di mana tingkat pengangguran diperkirakan turun 3,8%. Memasuki pasar Eropa, ada dua bank sentral besar dunia yang akan menggelar rapat, yaitu Swiss National Bank (SNB) dan Bank of England (BoE). SNB diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya, sementara BoE diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps, menjadi 1,25%.

DaWood

By DaWood

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *