Dolar AS Naik ke Level Tertinggi 3 Bulan Berkat Safe Haven
Dolar Ameerka Serikat (AS) naik ke level tertinggi tiga bulan pada hari Selasa berkat safe haven di tengah kekhawatiran investor akan varian virus corona yang menyebar cepat yang dapat menghambat pertumbuhan global. Jumlah kasus infeksi virus corona di AS terus mengalami peningkatan, terutama di daerah di mana vaksinasi tertinggal. Penguatan dolar terjadi di tengah turunnya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun, yang jatuh ke level terendah lima bulan di bawah 1,20% pada hari Senin di tengah skeptisisme baru tentang rebound ekonomi yang kuat dari pandemi. Sementara itu, data semalam menunjukkan perumahan baru (Housing Starts) AS naik 6,3% ke 1,643 juta unit di bulan Juni, tidak terlalu berdampak pada pergerakan pasar FX. Indeks dolar, yang mengukur greenback atas enam mata uang lainnya menguat 0,1% menjadi 92,961, setelah sempat menyentuh level tertinggi tiga bulan di 93,161.
Loonie Kikis Penurunan Berkat Rebound Wall Street
Pair USDÆ’CAD memperpanjang reli dan naik ke atas 1,2800, untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Namun, dengan rebound-nya bursa Wall Street, loonie berhasil mengikis penurunannya dan hanya turun 0,25% di 1,2715 pada Selasa. Penyebaran varian virus corona Delta telah mengguncang investor dalam beberapa hari terakhir, meningkatkan kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi global bisa terhenti.
Emas Lesu di Tengah Penguatan Dolar AS
Emas lesu setelah mengalami volatilitas pada Selasa karena penguatan dolar AS, membatasi arus masuk safe haven ke logam, meski ada beberapa kekhawatiran atas lonjakan kasus COVID-19. Spot emas flat di kisaran
$1.811,51. Dolar AS yang naik ke level tertinggi 3,5 bulan mengurangi daya pikat emas. Namun, lonjakan
kasus virus corona di AS dan negara lainnya mendorong beberapa pembelian safe-haven di sesi terakhir.
Minyak Rebound Berkat Aksi Bargain Hunting, Data API Batasi Kenaikan
Harga minyak rebound pada hari Selasa karena aksi bargain hunting setelah harga jatuh ke level terendah dua bulan pada sesi sebelumnya. Aksi jual Senin, didorong oleh kekhawatiran terpukulnya permintaan di tengah meningkatnya kasus COVID-19, mendorong minyak anjlok 7%, dan memukul aset berisiko lainnya. Minyak juga melemah di tengah berita bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah mencapai kesepakatan untuk meningkatkan pasokan dalam beberapa bulan mendatang. Meski begitu, kenaikan minyak dibatasi oleh data dari American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS masing-masing naik 806.000 barel dan 3,3 juta barel, pekan lalu. Data resmi dari pemerintah (EIA) akan dirilis hari ini. Harga minyak Brent ditutup naik 1,1%, pada $69,35, sementara minyak WTI AS naik 1,5%, menjadi $ 67,42.
Wall Street Rebound Berkat Hasil Earning yang Optimis
Tiga indeks saham Wall Street rebound tajam pada hari Selasa berkat serangkaian laporan pendapatan yang optimistis dan optimisme ekonomi yang menguat. Ketiga indeks saham utama AS naik lebih dari 1% dengan blue-chip Dow memimpin kenaikan. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,62%, menjadi 34.511,99. Indeks S&P 500 naik 1,52%, menjadi 4.323,06. Nasdaq Composite menguat 1,57%, menjadi 14.498,88.
Fokus Hari ini: Retail Sales Australia & EIA
Tidak begitu banyak agenda penting di pasar hari ini, kecuali beberapa data ekonomi yang sifatnya low hingga medium impact. Australia pagi ini telah merilis data retail sales, yang turun 1,8% di Juni, dibawah perkiraan penurunan 0,7%. Kemudian di AS, akan dirilis data cadangan minyak versi EIA, yang diperkirakan turun 4,6 juta barel minggu lalu, melanjutkan penurunan sembilan minggu berturut-turut.