Rab. Des 4th, 2024

Wall Street Variatif Menjelang Data Inflasi AS

Yen Melemah Setelah Pernyataan Ueda

Yen Jepang turun hampir 1% terhadap USD pada hari Senin di tengah penguatan dolar secara umum dan setelah Gubernur Bank of Japan yang baru, Kazuo Ueda, mengisyaratkan bahwa tidak akan ada perubahan yang signifikan terhadap kebijakan moneter. Adalah tepat untuk mempertahankan kontrol kurva imbal hasil saat ini mengingat kondisi ekonomi, inflasi, dan keuangan, kata Ueda dalam konferensi pers perdananya. Namun, Gubernur baru ini juga mencatat bahwa bank sentral tidak boleh menunda normalisasi kebijakan moneter sampai terlambat. Para investor telah mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam sikap moneter ultra-longgar bank sentral, khususnya pergeseran dalam program pengendalian kurva imbal hasil, tetapi komentar hari Senin menurunkan kemungkinan perubahan kebijakan di bulan April.

Ausie dan Kiwi Melemah di Tengah Meningkatnya Ketegangan AS-China

Dolar Selandia Baru dan Australia yang sensitif terhadap risiko melemah di tengah meningkatnya ketegangan AS-Tiongkok atas Taiwan, di mana Beijing sebagai mitra dagang utama bagi negara-negara Antipodean. (istilah yang biasa digunakan untuk merujuk pada Australia dan Selandia Baru). China memulai latihan militer selama tiga hari pada hari Sabtu yang mensimulasikan serangan presisi terhadap Taiwan, sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari kunjungan singkatnya ke Amerika Serikat.

Emas Jatuh ke Bawah $2000 Karena Penguatan Dolar AS

Harga emas turun di bawah level penting $2.000 pada hari Senin setelah penguatan dolar menyusul data pekerjaan AS yang kuat pada hari Jumat, sementara para trader juga memposisikan diri menjelang data inflasi minggu ini yang dapat mempengaruhi kenaikan suku bunga. Emas spot turun hampir 1% menjadi $1.988,88 per ons, sementara emas berjangka AS turun 1,1% pada $1.989,10. Imbal hasil Treasury AS naik menyusul data tenaga kerja AS yang menunjukkan laju perekrutan yang masih kuat pada bulan Maret, membuka ruang bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lagi.

WTI AS Turun ke Bawah $80 Pbl Karena Kekhawatiran Resesi

WTI AS diperdagangkan di bawah $80 per barel (pbl) karena kekhawatiran baru akan resesi global yang mengurangi permintaan, mengimbangi spekulasi bullish sekitar pasokan global yang ketat. Data pekerjaan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat, yang mendukung keyakinan bahwa pengetatan kebijakan moneter The Fed mungkin belum berakhir dan mengaburkan prospek pertumbuhan dan permintaan minyak. Dari sisi penawaran, OPEC+ mengumumkan minggu lalu bahwa mereka akan mengurangi produksi sebesar 1,16 juta barel per hari dari Mei hingga akhir 2023, memberikan dukungan yang signifikan terhadap harga. Setelah pengumuman tersebut, Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah bulan Mei untuk pelanggan jangka panjang di Asia dan AS.

Wall Street Variatif Menjelang Data Inflasi AS

Indeks Dow Jones ditutup naik lebih dari 100 poin pada hari Senin, sementara S&P 500 naik 0,1% dan Nasdaq 100 nyaris flat karena para investor mencerna data pekerjaan terbaru dan mengantisipasi data inflasi dan pendapatan bank akhir pekan ini. Pasar tenaga kerja AS yang masih ketat mendukung spekulasi kenaikan suku bunga The Fed di rapat bulan Mei, namun meredakan beberapa kekhawatiran resesi.

Fokus Hari Ini : Inflasi China & Retail Sales Zona Euro

China akan merilis serangkaian data ekonomi penting, diantaranya inflasi CPI dan PPI. Untuk angka CPI bulan Maret diperkirakan masih bertahan di 1,0%, sementara PPI diperkirakan turun 2,5%. Beralih ke Eropa, ada survei Sentix Investor Confidence dan retail sales zona euro. Sementara di AS, tidak ada data ekonomi penting hari ini, fokus pasar akan tertuju pada data inflasi yang akan dirilis Rabu.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *