Rab. Des 4th, 2024

Wall Street Variatif, Nasdaq Kembali Cetak Rekor

Dolar AS Lanjutkan Pelemahan Setelah Data ADP

Dolar Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terendah satu bulan setelah Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan gaji swasta hanya tumbuh 374.000 pada Agustus, naik dari 326.000 pada Juli, namun masih jauh dari perkiraan 613.000 pertumbuhan. Dolar AS telah tertekan sejak Jumat lalu ketika Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada simposium Jackson Hole bahwa sementara tapering dapat dimulai tahun ini, bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga. Kekhawatiran tentang meningkatnya kasus COVID- 19 yang menghambat rebound ekonomi juga dapat mencegah bank sentral mengurangi stimulus. Data AS lainnya menunjukkan aktivitas manufaktur AS meningkat melebihi perkiraan di Agustus, tetapi ukuran pekerjaan di pabrik turun ke level terendah sembilan bulan, kemungkinan karena kekurangan pekerja. Indeks dolar turun 0,203% dan mencapai level terendah baru satu bulan di 92,376.

Euro Menguat Karena Kekhawatiran Inflasi

Euro naik ke level tertinggi satu bulan atas dolar AS karena berlanjutnya kekhawatiran inflasi menyusul data pada hari Selasa yang menunjukkan inflasi zona euro naik 3% (YoY) di Agustus, tertinggi dalam satu dekade dan di atas target 2% ECB, serta perkiraan Reuters 2,7%. Euro menguat 0,3% menjadi $ 1,1843, setelah naik ke 1,1857, level tertinggi sejak 5 Agustus.

Emas Flat Jelang Data Ketenagakerjaan AS

Harga emas diperdagangkan dalam kisaran sempit pada hari Rabu karena sebagian besar investor fokus pada prospek ekonomi AS dan menanti data tenaga kerja AS, yang dapat mempengaruhi rencana tapering Federal Reserve. Harga emas spot naik tipis dan ditutup di level US$ 1.813,9 per ons troi. Pergerakan emas dipengaruhi pergerakan dolar AS, yang jatuh setelah data Ketenagakerjaan Nasional yang dirilis ADP.

Minyak Stabil Setelah Keputusan OPEC+

Harga minyak stabil pada hari Rabu setelah OPEC dan sekutunya setuju untuk tetap pada kebijakan mereka yang akan meningkatkan produksi minyak secara bertahap. Minyak mentah Brent turun 4 sen menjadi di $71,59 per barel, sementara WTI AS naik 9 sen menjadi di $68,59 per barel. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, setujuĀ  untuk tetap berpegang pada kebijakan mulai Juli untuk menghapus rekor penurunan produksi dengan menambahkan 400.000 barel per hari (bph) per bulan ke pasar. Namun, grup tersebut merevisi prospek permintaan 2022 dan menghadapi tekanan AS untuk terus meningkatkan produksi. Sementara itu, data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan cadangan minyak mentah AS turun 7,2 juta barel pekan lalu menjadi 425,4 juta barel. Analis memperkirakan penurunan 3,1 juta barel.

Wall Street Variatif, Nasdaq Kembali Cetak Rekor

Wall Street bergerak variatif pada akhir perdagangan Rabu, dengan indeks Nasdaq Composite kembali meraih rekor tertinggi baru, sementara S$P 500 menguat, namun gagal berada di level tertinggi penutupan. Sedangkan indeks Dow Jones melemah 0,14%. Pergerakan Wall Street didukung pembelian baru pada saham teknologi dan data penggajian pribadi, yang sejalan dengan keputusan dovish dari Federal Reserve.

Fokus Hari ini: Jobless Claims AS & Pidato Bostic

Hari ini ada data jobless claims AS, yang diperkirakan mengalami penurunan 342 ribu minggu lalu, dari minggu sebelumnya di 353 ribu. Data tersebut dirilis menjelang data non-farm payroll (NFP) AS hari Jumat. Dengan klaim tunjangan pengangguran yang terus menurun, mungkin bisa meningkatkan ekspektasi bahwa data NFP akan dirilis melebihi ekspektasi. Selain itu, ada pidato dari pejabat The Fed, yaitu Raphael Bostic.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *