Dolar AS Kembali Melemah Atas Yen Menjelang BoJ Meeting
Dolar AS melemah atas yen Jepang kemarin di tengah ekspektasi pergeseran kebijakan di Bank of Japan (BoJ). Suku bunga ultra-rendah Jepang selama beberapa dekade dapat berakhir, ketika BOJ memutuskan kebijakan dalam pertemuan dua harinya. Sementara bank sentral lainnya telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, BOJ tetap mempertahankan suku bunga jangka panjang di kisaran nol. Pergeseran mungkin bisa mengakhiri kebijakan stimulasi yang disebut kontrol kurva imbal hasil (YCC). Dolar memperpanjang pelemahan atas yen Jepang dan terakhir turun 0,3%. Imbal hasil obligasi pemerintah 10- tahun Jepang melampaui batas atas kebijakan BOJ untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Selasa di tengah spekulasi bahwa pembuat kebijakan dapat mengubah pengaturan stimulus. Jika bank sentral Jepang melepas kontrol kurva imbal hasil, kemungkinan imbal hasil Jepang akan meningkat lebih lanjut.
Survei Tankan Jepang Turun Tajam
Indeks sentimen Reuters Tankan untuk produsen di Jepang turun tajam menjadi -6 pada Januari 2023, berubah negatif untuk pertama kalinya dalam dua tahun, mencerminkan pemulihan yang lambat dari pandemi di tengah kenaikan biaya dan ketidakpastian ekonomi. Pembacaan negatif dalam survei bulanan yang mendahului laporan triwulanan Tankan BoJ menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang mengatakan kondisi bisnis buruk lebih besar daripada yang mengatakan baik. “
Emas Lengser dari Puncak 8 Bulannya
Harga emas turun dari level tertinggi lebih dari delapan bulan yang dicapai di sesi sebelumnya pada hari Selasa di tengah harapan bahwa Federal Reserve AS akan mengadopsi pendekatan yang kurang agresif untuk kenaikan suku bunga ke depan. Emas spot turun 0,7% menjadi $ 1,904.87, setelah mencapai level tertinggi sejak akhir April pada hari Senin. Indeks dolar AS naik 0,2%. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
WTI AS Menguat di Tengah Prospek Pemulihan Permintaan Global
WTI AS naik lebih dari 2% di atas $81 per barel, mendekati level tertinggi sejak awal Desember, ditopang oleh harapan pemulihan permintaan global. Dalam laporan bulanan terbarunya, OPEC optimis akan prospek tahun 2023, mengatakan bahwa permintaan minyak mentah akan naik 2,22 juta barel per hari (bph), atau 2,2%, terangkat oleh konsumsi minyak mentah China yang lebih kuat dan pemulihan aktivitas ekonomi di antara negara-negara maju. Di sisi pasokan, produksi minyak mentah OPEC naik pada bulan Desember, dipimpin oleh produksi Nigeria yang lebih tinggi, meskipun kartel sepakat untuk memangkas produksi untuk mendukung pasar. Faktor bearish lainnya adalah kekhawatiran terus-menerus akan resesi global yang menekan permintaan yang dipicu oleh kampanye pengetatan agresif dari bank-bank sentral utama.
Wall Street Mix, Dow Jatuh Karena Saham Perbankan
Dow turun hampir 400 poin pada hari Selasa, terseret oleh sektor keuangan, karena investor mencerna sejumlah laporan pendapatan sambil menilai kembali prospek pertumbuhan. S&P 500 berada di kisaran 4.000 sementara Nasdaq 100 outperformed dengan kenaikan sekitar 0,1%, didorong oleh rally lebih dari 7% di Tesla. Goldman Sachs melaporkan penurunan laba kuartal keempat yang lebih besar dari perkiraan.
Fokus Hari Ini : BoJ Meeting, Inflasi Inggris & Zona Euro, PPI & Retail Sales AS
Fokus utama akan tertuju pada rapat BoJ, di mana bank sentral Jepang tersebut diperkirakan akan kembali merivisi kebijakan YCC-nya. Selain itu, ada inflasi Inggris, di mana CPI diperkirakan berada di angka 10,5%. Di zona euro juga akan dirilis data CPI . Beralih ke AS, ada serangkaian data penting, diantaranya PPI , yang diperkirakan turun 0,1%. Kemudian retail sales, yang diperkirakan kontraksi 0,8%.