Dolar AS Menguat Seiring Dengan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Dolar Amerika Serikat (AS) membukukan kenaikan harian terbaiknya dalam dua minggu pada hari Selasa menyusul lonjakan imbal hasil Treasury AS. Mata uang AS tersebut naik ke level tertinggi satu minggu terhadap mata uang utama lainnya, menguat 0,6% ke 95,772 setelah imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai puncak dua tahun di 1,856% kemarin. Investor fokus pada pertemuan Federal Reserve AS minggu depan, yang kemungkinan akan memberi sinyal bahwa mereka akan menaikkan suku bunga pada bulan Maret untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun. Fed fund future telah sepenuhnya memperhitungkan pengetatan moneter di Maret dan empat kenaikan suku bunga pada 2022. Ekspektasi kenaikan suku bunga muncul setelah kemajuan yang dibuat di pasar tenaga kerja pada bulan Desember dan kenaikan inflasi ke level tertinggi hampir 40 tahun.
Yen Flat Setelah Keputusan BoJ
Mata uang jepang yen stabil setelah sempat jatuh menyusul pernyataan Bank of Japan (BoJ) yang mengatakan akan tetap pada kebijakan moneter ultra-longgarnya, bahkan ketika bank sentral dunia lainnya mulai keluar dari kebijakan mode krisis. Pada penutupan Selasa, pair USDƒJPY cenderung mendatar pada kisaran 114,61 yen, setelah mencapai level tertinggi harian di 115,06.
Emas Turun Karena Kenaikan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS
Harga emas turun pada hari Selasa karena penguatan dolar dan naiknya imbal hasil Treasury AS, dengan investor fokus ke rapat kebijakan Federal Reserve minggu depan untuk sinyal lebih lanjut tentang jadwal kenaikan suku bunga. Spot emas turun 0,3% pada $1,813,08. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun menyentuh puncak dua tahun, sementara dolar AS mencapai level tertinggi satu minggu.
Minyak Reli Ke Level Tertinggi 2014 Karena Ketegangan Geopolitik
Harga minyak naik ke level tertinggi sejak tahun 2014, dipicu kekhawatiran ketegangan politik global yang melibatkan produsen utama seperti Uni Emirat Arab dan Rusia yang dapat memperburuk prospek pasokan yang sudah ketat. Minyak Brent naik 1,2% ke US$ 87,51 dan WTI AS naik 1,9% ke US$ 85,43. Kekhawatiran pasokan meningkat setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini meningkatkan permusuhan antara kelompok yang berpihak pada Iran dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. UEA pun tidak tinggal diam dan mengatakan mereka berhak untuk “menanggapi serangan teroris ini.” Di tempat lain, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menyebut, pasukan Rusia yang dikerahkan ke Belarus, untuk apa yang Moskow dan Minsk katakan, akan menjadi latihan militer gabungan meningkatkan kekhawatiran bahwa mereka “berpotensi” dapat digunakan untuk menyerang Ukraina.
Wall Street Jatuh Menyusul Naiknya Imbal Hasil Obligasi AS, Kinerja Goldman Sach
Tiga indeks utama Wall Street merosot setelah imbal hasil US Treasury naik ke level tertinggi dalam dua tahun, memicu penurunan saham teknologi. Sementara Kinerja Goldman Sachs yang lebih rendah turut membebani saham sektor keuangan. Indeks Dow Jones turun 1,51% ke 35.368,47, S&P 500 melemah 1,84% ke 4.577,11 dan Nasdaq Composite anjlok 2,6% ke 14.506,90.
Fokus Hari Ini : Inflasi Jerman & Inggris
Beberapa negara akan merilis data inflasi, antara lain; Jerman, dimana tingkat inflasi tahunan tersebut di negara tersebut diperkirakan naik menjadi 5,3% di Desember. Kemudian Inggris, dimana tingkat inflasi tahunan diperkirakan naik 5,2% di Desember. Angka inflasi yang sudah melebihi target bank sentral, yaitu sebesar 2% telah memaksa Bank of England (BoE) menaikkan suku bunganya di Desember.