Biden Yakin Dunia Tidak Akan Mengalami Krisis
Presiden AS Joe Biden mengatakan pagi ini bahwa dia tidak berpikir bahwa akan ada resesi. ”Jika ya, itu akan menjadi resesi yang sangat kecil. yaitu, kita akan bergerak sedikit ke bawah.” Ia juga meyakini bahwa Presiden Vladamir Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir taktisnya. Sebelumnya Presiden Fed Cleveland Loretta Mester memberikan sinyak bahwa para pembuat kebijakan masih Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut karena inflasi belum melambat selama pidatonya. Pernyataan bernada hawkish mendukung permintaan atas safe-haven dolar AS, dan membebani harga Emas.
Wall Street Terseret Kebijakan Bank Of England, Dow Jones Bertahan
Indek S&P 500 dan Nasdaq berakhir lebih rendah, terkait indikasi bahwa BoE akan mendukung pasar obligasi negara itu dalam tiga hari lagi. Investor berhati-hati menjelang data inflasi AS dan laporan awal pendapatan emiten untuk kuartal ketiga di akhir pekan ini. Dow Jones berakhir lebih tinggi dengan naik 36,44 poin, atau 0,12%, ke 29.239,32, S&P 500 turun 23,65 poin, atau 0,65%, ke 3.588,74 dan Nasdaq turun 115,91 poin, atau 1,1%, ke 10.426,19.
Yen Terdesak Ke Wilayan Intervensi
Pasangan USD/JPY naik untuk hari keenam berturut-turut dan menyegarkan posisi tertinggi multi-tahun baru. Kenaikan Dolar AS ditopang oleh rebound dalam yield obligasi AS, risk-off pasar saham, dan keyakinan yang menguat bahwa Fed akan bersikap hawk- ish dengan mendukung kenaikan suku bunga kembali. Data Tankan Suvey menambah kekuatan pada momentum kenaikan.
Emas Perbaharui Penurunannya, Berhati-hati Dengan Risalah FOMC
Harga emas memperbarui momentum penurunan di sekitar $1.660, setelah berusaha rebound secara singkat dari posisi terendah mingguan. Namun desakan kembali muncul dari dolar AS yang kembali bull bullish menjelang Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hari ini. Risalah yang mengkonfirmasi sikap hawkish akan membuat Emas turun lebih lanjut. Penembusan sisi bawah dari $1.650 dapat dengan cepat menyeret emas ke level terendah tahunan di dekat $1.615 dan $1.600.
Harga Minyak Gagal Pulih, Pasar Masih Khawatirkan Pertumbuhan Ekonomi Global
Upaya pemulihan harga WTI berjangka dari posisi terendah di $88,40 gagal melampaui $90 di tengah kekhawatiran bahwa resesi ekonomi global mungkin memangkas permintaan minyak. Kekhawatiran pasar ini atas situasi ekonomi global, mengimbangi dam- pak pemotongan produksi yang semestinya positif bagi harga minyak. Investor semakin khawatir tentang dampak potensial dari resesi global yang dikombinasikan dengan siklus pengetatan moneter oleh sebagian besar bank sentral utama. Selain itu, berita peningkatan tajam kasus COVID-19 di kota-kota besar China, telah meningkatkan kekhawatiran tentang penurunan permintaan minyak. WTI berada di atas level support di area $88,40
Fokus Pasar Hari Ini :
Pernyataan Gubernur Bank Sentral Inggris, Andrew Bailey akan menjadi salah satu peristiwa yang di nanti pasar untuk mendapat- kan petunjuk tentang sikap BoE terkait dengan situasi ekonomi saat ini. Poundsterling rawan tertekan jika Bailey mengindikasikan sikap yang dovish. Pertumbuhan ekonomi Inggris diperkirakan akan mengalami stagnasi, dari sebelumnya diangka 0.2% menjadi datar saja. Kemudian akan disusul dengan pidato dari salah satu anggota Dewan Eksekutif BoE, Phill.
Angka PPI Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami kenaikan dari minus 0.1% menjadi tumbuh 0.2%. Sementara PPI Inti di- perkirakan melemah dari 0.4% menjadi 0.3%. Jika sesuai dengan perkiraan, ini menunjukkan bahwa inflasi masih tumbuh sig- nifikan secara bulan – ke bulan, meski PPI inti, diluar energi dan makanan, menunjukkan ada pelemahan. Dolar AS berpotensi men- guat atas keyakinan bahwa data ini masih memperkuat sikap hawkish Fed.
Presiden ECB Christine Lagarde, dijadwalkan akan memberikan pernyataan. Sementara pertemuan G20, bagaimana negara-negara maju di dunia akan mempresentasikan langkah-langkah moneter merka menyikapi potensi resesi global.
Risalah FOMC yang akan disampaikan pada dini hari nanti akan menjadi puncak data, perlu kehati-kehatian pasar meski diyakini bahwa isi dari FOMC selain keputusan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, adalah rencana FOMC atas dua kali pertemuan berikutnya, yang diyakini akan tetap menaikkan suku bunga secara besar-besaran kembali.